Berita Mancanegara, jejamo.com – Salah satu satelit milik Amerika Serikat menangkap kilatan panas saat jet penumpang Rusia jatuh di Gurun Sinai, Mesir, Sabtu, 31/10/2015. informasi ini di sampaikan AS sebagai bagian dari investigasi penyebab kecelakaan tersebut.
Seorang pejabat Amerika yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada NBC News seperti dikutip Tempo.co, Intelejen As yakin ada semacam ledakan dari pesawat tersebut sebelum ahirnya jatuh. Ia pun mengungkapkan dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu, tangki bahan bakar yang meledak atau sebuah bom yang meledak di dalam pesawat.
Namun pejabat tersebut menolak kemungkinan kilatan tersebut akibat hantaman misil dari darat ke udara. “Spekulasi pendapat yang menyebutkan bahwa pesawat itu jatuh akibat sebuah misil perlu dibuang jauh-jauh,” katanyaa kepada NBC News, Selasa, 3/11/2015.
Sebelumnya, Jet Rusia jatuh pada Sabtu, 31 Oktober 2015, dan menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 224 orang beserta awak pesawat. Tim investigasi dari Rusia, Mesir, Airbus, dan Irlandia, tempat pesawat penumpang itu didaftarkan, bekerja keras mengungkap berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan ini.
Para pengamat menolak klaim bahwa jet itu jatuh akibat dihantam misil kelompok militan berafiliasi kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terbang di atas ketinggian 9.000 meter.
Namun, mereka tidak menutup kemungkinan ada bom yang sengaja ditanam di dalam pesawat. Salah seorang pejabat keamanan AS juga membenarkan bahwa satelit mata-mata AS mendeteksi kilatan atau ledakan di udara Gurun Sina saat bencana udara itu terjadi.
Menurut pejabat itu kepada NBC News, “Pesawat itu hancur di ketinggian yang sangat tinggi ketika satelit tersebut mendeteksinya. Ada semacam ledakan.” ujarnya. (*)
Jejamo.com Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya