Jejamo.com, Bandar Lampung – Memasuki bulan Ramadan dan Idul Fitri 1439 H/2018, seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, kebutuhan uang pada periode tersebut juga ikut meningkat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menjamin ketersediaan dan kecukupan uang kartal untuk kebutuhan masyarakat Provinsi Lampung selama periode tersebut sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung dan Direktur Budiharto Setyawan mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyediakan Rp 3,1 triliun dan masih akan bertambah secara bertahap disesuaikan dengan kondisi atau perkembangan yang ada.
Jumlah ini sedikit meningkat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar Rp3,054 triliun. Dengan kondisi tersebut, kecukupan uang kertas dan logam akan terjaga baik secara nominal maupun pecahan. Koordinasi dengan perbankan di daerah juga terus diperkuat sehingga masyarakat tidak akan mengalami kesulitan mendapatkan uang tunai.
“Untuk penukaran, kami mengimbau masyarakat agar melakukan penukaran uang pecahan kecil melalui layanan penukaran rupiah oleh Bank Indonesia dan perbankan yang beroperasi di Lampung,” kata Budiharto kepada jejamo.com, Rabu, 23/5/2018 di Kantor BI setempat.
Penukaran, kata dia, dapat dilakukan tanpa dipungut biaya alias gratis. Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan perbankan daerah berupaya secara optimal baik dari sisi jangkauan maupun frekuensinya akan melakukan layanan penukaran uang pecahan kecil di beberapa titik di Provinsi Lampung mulai tanggal 23 Mei 2018 hingga 6 Juni 2018 utamanya di pusat-pusat keramaian.
Khusus pada 5 dan 6 Juni 2018, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung dan perbankan daerah secara bersamasama akan melakukan layanan penukaran uang di Lapangan Saburai.
“Dalam melakukan pelayanan penukaran uang rupiah kepada masyarakat, kami akan menugaskan pegawai yang beridentitas jelas dilengkapi petugas dari satuan pengamanan untuk menjaga agar kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan tertib dan aman,” ujarnya.
Seiring meningkatnya aktivitas ekonomi, Budiharto mengimbau masyarakat senantiasa waspada dan berhati-hati ketika melakukan transaksi dengan memastikan bahwa uang rupiah yang diterima adalah asli melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).
“Uang rupiah asli akan memiliki kualitas cetak yang baik, memiliki benang pengaman, terasa kasar apabila diraba, tampak tanda air, gambar tersembunyi, dan rectoverso atau gambar saling isi ketika diterawang ke arah cahaya,” ujarnya.
Budi menambahkan, ke depan diharapkan masyarakat tidak akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan uang tunainya. Sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir dan dapat Iebih fokus untuk menjalankan ibadah selama Ramadan dan Idul Fitri.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com