Minggu, Oktober 13, 2024

Top 5 This Week

Related Posts

Cerita Gunarto 33 Tahun Tekuni Usaha Ornamen Semen

Gunarto (67), perajin ornamen semen asal Kota Metro yang sudah 33 tahun menekuni usahanya. | Anggi/Jejamo.com

Jejamo.com, Kota Metro – Lekukan di pipi dan kedua ujung mata Gunarto semakin berkerut saat senyum ramah mengembang dari bibirnya. Sore itu, pria 67 tahun tersebut tampak santai berdiri menghadap muka jalan penuh lubang di depan rumahnya di Kelurahan Ganjaragung, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

Sesekali ia bertegur sapa dengan sejumlah pengendara sepeda motor yang sibuk mengelakkan roda dua dari genangan air di ruas Jalan Soekarno-Hatta yang nampak seperti kubangan setelah diguyur hujan dua hari yang lalu.

“Mas, sini mampir! Ngopi dulu,” tegurnya sambil membetulkan posisi topi jenis flat cap yang ia kenakan, Sabtu, 3/9/2022.

Itu adalah kali keduanya saya singgah ke rumah Kakek Gun, sapaan akrab Gunarto, setelah dua hari sebelumnya saya bertandang dan sempat berbincang-bincang dengannya.

Kakek Gun yang saban hari kerjaannya membuat ornamen bangunan, pot bunga, kijing makam, dan nisan dari adukan semen dan pasir, kala itu nampak sedikit ceria, berbeda dari sebelumnya.

“Dulu aku kerja ikut orang, pelan-pelan akhirnya bisa bikin lapak dagang sendiri. Kira-kira sudah 33 tahun,” ungkap kakek 4 orang cucu itu.

“Alhamdulillah, hari ini penjualan agak lumayan. Masih siang tapi sudah terjual loster 4 buah. Kan bisa buat modal beli semen,” imbuhnya.

Dia mengaku memilih fokus menekuni usaha tersebut sedari lajang, lantaran modal usaha yang terbilang kecil, sementara produk yang dibuat tidak akan busuk.

“Ini kan ringan banget itunya, modalnya. Modal dengkul kan bisa,” ucapnya seraya tertawa kecil.

Pada masa pandemi Covid-19, Gunarto mengaku mengalami hambatan dalam berdagang. Omzetnya menurun drastis, bahkan usahanya nyaris bangkrut. Meski begitu, dia tetap berkomitmen berjuang mengandalkan diri sendiri mempertahankan pekerjaannya itu.

“Hari-hari biasa untung paling kecil Rp2 juta per bulan, kalau ramai bisa sampai Rp5 juta. Pas pandemi, mau gimana lagi, memang pandemi bikin semua usaha terhambat. Jalani saja pelan-pelan,” keluhnya.

Perlahan tapi pasti, saat sepi pembeli, Kakek Gun memperbanyak produksi dan ketika masa wabah Covid-19 mulai menurun, penjualannya kembali meningkat. Gunarto berhasil keluar dari masa sulit itu. Pascapandemi omzetnya kembali pulih, naik secara bertahap.

Beragam loster untuk ornamen bangunan itu dibanderolnya dengan harga mulai dari Rp10-20 ribu. Untuk lengkung pintu, harganya mulai dari Rp100 hingga Rp150 ribu. Semnetara pot bunga pun bermacam-macam rupa dan ukuran, harga berkisar Rp25-100 ribu, lalu kijing makam sekitar Rp900 ribu sampai Rp2,5 juta.(*)[Anggi]

Popular Articles