Jejamo.com, Lampung Tengah – Di tengah semakin tergerusnya Bahasa Lampung, Herman, S.Pd, warga Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah tetap semangat menulis buku pelajaran Bahasa Lampung.
Ditemui jejamo.com, Minggu, 7/2/2016, Herman menceritakan suka dukanya sebagai penulis buku Bahasa Lampung. Selain pernah ditipu, ia juga harus bersabar ketika harus menerima fee yang tidak jelas dari penerbit.
“Saya pernah ditipu hingga Rp 1 miliar dan sakit parah. Namun rintangan dan penipuan tidak menghalangi saya untuk mencapai kesuksesan dalam menulis buku Pelajaran Bahasa Lampung,” ungkap Herman di kediamannya.
Selanjutnya saat ini ia kerjasama dengan salah satu penerbit cukup terkenal di Solo. Itupun, kata dia, masih ada unsur ketidakjujuran.
“Sampai hari inì pihak perusahaan tersebut belum pernah memberi tahu seberapa banyak buku yang beredar. Perusahaan memberi fee kepada saya sekehendak pihak penerbit,” imbuhnya.
Herman menambahkan sepahit itulah perjalanan hidupnya dalam menulis buku pelajaran Bahasa Lampung, namun ia tetap bersabar dengan menyerahkan segala urusan kepada Sang Khalik.
“Saya tetap ulet dan tidak mengenal waktu. Untuk menyediakan naskah-naskah yang akan diterbitkan sesuai dengan kurikulum yang ditentukan oleh Kementrian Pendidikan,” pungkasnya.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com