Jejamo.com – Penyakit poliomielitis atau yang biasa disebut polio termasuk penyakit berbahaya. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan pada manusia, menyerang pada tangan, kaki, bahkan organ pernafasan. Penyakit ini pun disebabkan virus poliomielitis yang masuk ke tubuh melalui mulut, dan menginfeksi saluran usus. Virus ini juga bisa memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang diikuti kelumpuhan.
Kini penyakit polio memang semakin jarang ditemukan. Akan tetapi, bukan berarti dunia sudah bebas dari virus poliomielitis. Bahkan, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dua Negara di wilayah Wilayah Easten Mediterranean Region, yaitu Afghanistan dan Pakistan, masih menjadi tempat banyaknya penderita polio.
Gejalanya respons pertama terhadap infeksi virus polio biasanya bersifat infeksi asimptomatik, yaitu tidak menunjukkan gejala sakit apapun. Inveksi virus polio tidak menimbulkan gejala serius . Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor berupa demam, mengantuk, sakit kepala ,mual,muntah , otot menjadi lemah , sembelit dan sakit tenggorokkan.
Setelah itu, penderita dapat sembuh dalam beberapa hari . Namun, bila virus menginfeksi sel yang menjadi sasaran utamanya , yaitu susunan sel syaraf pusat di otak, terjadilah poliomyelitis nonparalitik 1-2% dan poliomyelitis paralitik (kelumpuhan)0,1-1% .
Pada kasus poliomyelitis nonparalitik ,virus polio telah mencapai selaput otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang oto, sakit punggung dan leher.
Gejalanya adalah badan panas , nyeri kepala, muntah atau mencret ,nyeri pada otot-otot , kemudian terjadi kelumpuhan pada anggota gerak , lengan atau tungkai yang sifatnya lemas (flacid paralisis ).Lumpuh lemas (flacid paralisis )terjadi karena hilangnya refleks atau penurunan refleks pada lengan dan tungkai ,yang terjadi akibat kerusakan neuron motorik bawah. Jika tidak adanya kekebalan alami menyebabkan terserangnya batang otak yang menyebabkan poliomyelitis bulbar .
Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim ‘perintah bernapas’ ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita . Hingga saat ini , mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan.
Penyebaran virus polio dapat berlangsung melalui:
- fekal-oral (dari tinja ke mulut )berarti minuman atau makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
- Oral-oral (dari mulut ke mulut )adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.(*)
Kompas.com