Turki, Jejamo.com – Sebuah serangan bom bunuh diri terjadi di stasiun kereta api kota Angkara, Turki. Setidaknya 86 orang tewas dalam serangan bom ganda yang terjadi hanya selisih beberapa detik tersebut. Serangan ini menyasar para demonstran yang rencananya akan melakukan aksinya damai, Sabtu, 10/10.2015.
CNN Indonesia melaporkan, puluhan jenazah yang terbaring di jalanan dan hanya ditutupi oleh bendera dan spanduk para demonstran kelompok oposisi Partai Demokratik Rakyat (HDP) sesaat setelah ledakan. Ceceran darah dan potongan tubuh terlihat di berbagai sudut jalan.
“Seperti serangan teror lainnya, serangan di stasiun kereta api Ankara menargetkan persatuan, kebersamaan, persaudaraan dan masa depan kita,” kata Presiden Tayyip Erdogan menngapi kejadian tersebut.
Sementara Menteri Kesehatan Turki Mehmet Muezzinoglu melaporkan bahwa korban tewas mencapai 86 orang, sedangkan korban luka mencapai 186 orang, 28 orang di antaranya kini menjalani perawatan intensif.
Seorang saksi mata menyatakan, dua ledakan yang terjadi hanya terpisah beberapa detik sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Ratusan yang menjadi saasaran bom bunih diri tersebut sedianya akan melakukan aksi damai guna memprotes konflik antara pasukan keamanan Turki dan kelompok militan Kurdi di wilayah tenggara negara itu.
“Saya mendengar satu ledakan besar pertama dan mencoba untuk melindungi diri saya dari jendela yang pecah. Sesaat setelahnya, ada ledakan yang kedua,” ujar Serdar, 37 tahun,saksi mata kejadian.
Ia mendengar sejumlah teriakan histeris setelah bom kedua meledak. “Ada berteriak dan menangis dan saya berlindung di balik tumpukan koran selama sementara waktu. Saya bisa mencium bau daging terbakar,” kata Serdar.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kekerasan antara militer pemerintah dan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) berkobar sejak Juli lalu, ketika Turki melancarkan serangan udara di sejumlah kamp militan, sebagai balasan atas serangan terhadap pasukan keamanan yang meningkat. Konflik ini sendiri telah menewaskan ratusan orang.(*)