Jejamo.com – Selain Presiden Chechnya, Ramzan Akhmadovich Kadyrov dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, serta Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, melalui Menteri Luar Negeri, tampaknya belum ada kepala negara dan para pemimpin di berbagai belahan dunia lain yang ikut terpanggil memperhatikan krisis kemanusiaan yang terjadi kepada Etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
Perhatian kepala-kepala negara dan para pemimpin dunia atas tragedi kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Myanmar dengan memaksa Junta Militer Myanmar menghentikan segala kekerasan dan kekejian atas nama apapun, tentu sangat diharapkan semua pihak
Demikian dikatakan Ade Utami Ibnu, Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Lampung pada orasinya dihadapan sepuluh ribuan massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Nasional Penyelamat Muslim Rohingya, Jumát, 8/9/2017.
“Saya, Ade Utami Ibnu mengajak kepad para pemimpin dunia, hentikan kekejaman kepada Etnis Rohingya,” tegas Ade.
Selanjutnya, Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung inipun mengharapkan agar Militer Myanmar menghentikan kekejaman mereka mencabut nyawa ratusan etnis Rohingya yang tak berdosa dengan dalih apapun.
“Apakah dengan seribu macam pembenaran engkau halalkan, engka bolehkan membantai manusia-manusia tak berdosa, silahkan engkau punya seribu macam pembenaran. Tetapi nurani kami mengatakan bahwa seribu pembenaran itu tidak ada artinya dibandingkan dengan satu nyawa saja yang tercabut oleh kekejaman kalian,”teriak Ade, kemudian disambut dengan pekik takbir massa aksi.
Sementara itu, sepuluh ribuan massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Nasional Penyelamat Muslim Rohingya begitu rapi dan tertib berjalan dari Masjid Takwa Jalan Kota Raja sampai titik akhir di Tugu Adipura, Bandar Lampung.
Selain BKPRMI, tampak bersemangat berbagai elemen menyuarakan keprihatinan sekaligus kecamannya atas tragedi kemanusiaan di Myanmar., diantaranya HMI Bandar Lampung, IMM Lampung, KAMMI Lampung, Dewan Dakwah Islam Indonesia, Hidayatullah Lampung dan beberapa elemen lain.
Di akhir aksi, ditutup dengan doa oleh Ustadz Aidi Afrian atau yang biasa disebut Ustadz Edison dan donasi yang terkumpul mencapai lima puluh juta rupiah lebih, berasal dari massa aksi.(Rilis)