Jejamo.com, Tanggamus – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batin Mangunang Kotaagung, Benson P Ginting, meminta maaf kepada masyarakat Tanggamus atas insiden pasien meninggal dunia di rumah sakit tersebut yang nyaris dibawa pulang menggunakan mobil pickup L300.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Benson mengatakan banyak masalah yang muncul dari sebelumnya dan sampai saat ini belum bisa teratasi. Kontrol melalui media, terutama yang tergabung di Organisasi Jaringan Media Online (JAMO), tentu akan menjadi bahan evaluasi RSUD Bukit Mangunang.
“Bagaimana sistemnya akan kita benahi mulai dari ruangan, pelayanan kepada masyarakat dari berbahasa dan prilakunya. Rumah sakit ini milik pemerintah artinya milik kita masyarakat luas, karenanya manajemen pelayanannya baik medis dan nonmedis harus dipermudah, dengan mengedepankan sisi kemanusian dari sisi bisnisnya,” jelasnya Bensin, Rabu, 3/2/2021.
Hal senada disampaikan Meri dari Bidang Pelayanan Medik RSUD Batin Mangunang. Dari peristiwa kemarin, ujar Meri, pihaknya akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi juga menjadi pintu awal menjalin sinergitas dengan rekan-rekan pers dan diharapkan dari hubungan baik yang terjalin bisa membawa kemajuan kinerja rumah sakit.
“Kami sadar di sana-sini masih banyak kekurangan. Di rumah sakit ini ada 339 tenaga medis dan nonmedis, yang mempunyai karakter berbeda-beda, pastinya tidak segampang membalikan telapak tangan untuk membinanya, tetapi kami tetap berupaya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Tanggamus, Heri Agus Setiawan, menanggapi kompleksnya masalah pengunaan ambulans di rumah sakit bagi pasien penguna BPJS. Dia mengatakan Perda No 06 tahun 2012 tentang retribusi pelayanan rumah sakit dievaluasi.
“Agar tidak lagi menjadi kendala bagi keluarga pasien yang akan mengunakan ambulans rumah sakit, perda tersebut akan kita evaluasi kembali,” ujarnya.(*)[Zairi]