Alika, anak yang berada di tenda pengungsian di Kelurahan Buluri, Kota Palu, mengatakan, sudah empat minggu ia tak sekolah. Ia kangen belajar bersama guru dan teman-temannya.
Di dalam tenda pengungsian, anak-anak belum ada kesempatan belajar. Ketiadaan alat tulis dan guru pembimbing menjadi penyebabnya.
“Semua buku dan alat tulis saya hilang ditelan tsunami,” kata dia, Jumat, 26/10/2018.
Alika dan kawan-kawannya berharap bisa lekas bersekolah. Jika tak bisa di gedung yang baru, Alika sudah senang jika bisa belajar dengan peralatan alakadarnya.
“Kalau di tenda pengungsian ini paling dapat pelajaran bahasa Inggris saja dari relawan. Kami mau semua pelajaran,” pungkasnya. [Sugiono]