Meski kini sudah banyak aktivitas yang dilakukan, kecemasan, ketakutan, dan trauma akut mendera anak-anak korban bencana.
Anak-anak yang berada di tenda pengungsian yang dibangun lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) masih terbayang kengerian itu.
Mereka masih ingat saat lari tunggang langgang menghindari bencana.
“Ombaknya tinggi sekali. Tanpa alas kaki saya berlari waktu itu. Saya masuk hutan dan bebatuan,” kata Karina, siswi sebuah SMP di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Palu, Jumat, 26/10/2018.
Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupaya menghilangkan trauma itu.
Perwakilan tim psikososial ACT Eka Hardianti mengatakan, pihaknya mencoba mengatasi trauma anak-anak.
Eka mengatakan, ia dan tim membuat program dengan banyak permainan. Tujuannya, sedikit demi sedikit trauma bisa hilang.
“Mudah-mudahan dengan perlakuan ini yang mereka ingat hanya yang senang-senang saja. Mereka juga antusias bermain. Beberapa orang dewasa juga mengikuti permainan ini,” katanya. [Sugiono]