Jejamo.com, Tulangbawang – Bantuan operasional sekolah (BOS) afirmasi adalah program pemerintah pusat yang dialokasikan bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berada di daerah tertinggal.
Ini sebagai tambahan pembiayaan pendidikan selain yang berasal dari dana BOS reguler.
BOS afirmasi bertujuan untuk membantu peningkatan mutu pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Namun, bantuan dana BOS afirmasi tahun ajaran 2019 di SDN 1 Rawaragil, Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulangbawang, yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat, diduga digelapkan oleh oknum kepala SDN 1 Rawaragil, WL.
Pasalnya, BOS afirmasi tahun 2019 semestinya berupa alat seperti PC, laptop, router, WiFi, portabel data, serta tablet sebanyak jumlah siswa kelas VI.
Namun, hingga kini bantuan tersebut tidak ada di sekolah. Kuat dugaan digelapkan oleh oknum kepala sekolah tersebut.
Selain itu juga dewan guru juga mengeluhkan sikap arogan dan tidak pernah merespons keluhan mereka.
Gaji dan honor guru pun tidak ada kenaikan.
Sahril, bendahara sekolah, menjelaskan, bantuan tersebut memang pernah disampaikan, namun sampai saat ini belum ada di sekolah.
“Dulu kepala sekolah pernah bilang ke semua guru kalau SDN Rawaragil dapat bantuan BOS afirmasi. Namun sampai detik ini kami semua belum tahu barangnya. WL sebagai kepala sekolah juga kurang aktif,” jelasnya kepada jejamo.com, Rabu kemarin, 10/6/2020.
Para guru sangat kesulitan untuk komunikasi karena kepala sekolah jarang masuk. Menghubungi kepala sekolah melalui telepon seluler juga susah.
Syahril mengaku semenjak dipilih menjadi bendahara BOS, dia hanya diajak untuk pencairan dana BOS dan sekadar diberikan uang untuk pembayaran guru honor.
Keluhan juga disampaikan guru honorer Dewi dan guru lainnya. Mereka mengajar sudah memiliki NUPTK, tetapi tetap tidak dinaikkan.
“Katanya dari pemerintah kalau sudah ada nomor NUPTK gaji harus dinaikkan. Sementara di SD lainnya sudah pada naik, kami sampai sekarang belum naik,” kata Dewi diamini kawan-kawan.
Mereka berharap pihak terkait segera menindaklanjuti dan mengecek ke sekolah. Ini untuk memastikan keluhan mereka disikapi sehingga ada perubahan di sekolah ini.
Sampai berita ini diterbitkan, kepala SDN 1 Rawaragil tidak dapat dimintai keterangan. Jejamo.com sudah berusaha menemui yang bersangkutan di sekolah dan di rumah. Namun, kepala sekolah tidak berada di tempat. [Junaidi]