Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Sejumlah petani di Tulangbawang Barat mengeluhkan tingginya harga bibit padi, pupuk dan obat hama yang kini mereka alami. Tingginya harga ini kian menggerus pendapatan mereka mengingat harga gabah yang tak kunjung membaik.
Dikatakan Mamin petani Tiyuh Dayasakti, Kecamatan Tulangbawang Udik selain mahal, bibit, pupuk dan obat hama juga kerap sulit didapat di Tubaba. Hal ini yang membuat banyak petani yang beralih ke budidaya tanaman lainnya.
Mamin mengatakan, menanam padi jika dihitung hasilnya sangat minim, hanya berkisar Rp 2 juta per hektare, bahkan terkadang merugi karena serangan hama. Cuaca yang kini sudah tak dapat ditebak juga semakin menyulikan petani.
“Hasil itu sangat tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga pada setiap panen dalam kurun waktu 3 bulan lebih. Sehingga kami para petani lebih memilih tanaman alternatif lain yang hasilnya lebih besar dibandingkan dengan menanam padi.”
Mamin mengungkapkan, bila ingin meningkatkan produksi padi perlu adanya penurunan harga pupuk, obat racun hama, dan bibit. “Untuk itu kami juga berharap kepad pemerintah agar dapat menaikkan harga beras atau gabah,sehingga terciptanya keseimbamgan ekonomi di petani,” tuturnya.
Ia menbahkan, petani saat ini masih dalam keadaan bimbang unruk menanam padi atau memilih menanam tanaman lainnya. Mereka masih melihat perkembangan harga berbagai hasil tani dan obat-obatan.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com