Jejamo.com, Bandar Lampung – Yayasan Konservasi Way Seputih sebagai NGO Lokal yang konsen pada masalah sanitasi dan air bersih menggelar buka bersama dan diskusi dengan para stakeholder terkait pembahasan isu sanitasi dan air bersih di provinsi lampung.
Acara itu dilaksanakan di Aula Nuwonow Tasya, Jalan Perwira, Rajabasa. Kamis, 31/5/2018
Direktur Eksekutif YKWS, Febrilia Ekawati, dalam sambutannya ketika membuka jalannya diskusi menyampaikan tujuan diadakannya acara itu selain untuk memperkuat silaturahmi di moment bulan Ramadan sekaligus juga membahas terkait pengawalan isu sanitasi dan air bersih yang masih sangat memprihatinkan dan belum menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Sanitasi dan air bersih harus disadari sebagai perhatian bersama terutama pihak Pemda yang selama ini agak abai, mata anggaran untuk sanitasi dan air bersih bahkan sangat minim, ini yang harus kita kawal,” ujarnya.
Hal senada juga dinyatakan oleh Bambang Puji Atmoko, Koordinator STBM SNV Lampung, menurutnya dari total jumlah penduduk Lampung yang berada di kisaran 8 juta jiwa sebanyak 1,6 jutanya belum memiliki sanitasi dan air bersih yang layak.
Lebih lanjut ia menjelaskan isu sanitasi dan air bersih merupakan bagian daripada Hak Asasi Manusia. Maka itu jika pemerintah daerah bersikap abai tentulah menyalahi aturan.
Menyikapi berbagai masukan yang ada, Agus Setyowidodo, Kasi Kesling Dinas Kesehatan Lampung yang hadir mewakili pemda menjelaskan bahwa anggaran yang ada pada Diskes Lampung sangatlah minim.
Kata dia, proses penganggaran yang diwarnai berbagai kepentingan ketika dalam pembahasan di tingkat legislatif.
Secara implisit Agus juga sebenarnya sangat menyayangkan situasi dan kondisi terkait sanitasi dan air bersih di Lampung yang belum bisa ditangani dengan baik oleh pihaknya.
Namun demikian, YKWS bersama pihak-pihak terkait berjanji akan segera mengawal isu sanitasi dan air bersih dengan cara menggelar hearing bersama Komisi V DPRD Lampung sebagai mitra kerja Dinkes Lampung dalam waktu dekat.
Hal itu dianggap perlu dilakukan oleh YKWS agar agenda dan isu strategis yang dibahas dalam diskusi tidak menjadi wacana belaka.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com