Jejamo.com, Jakarta – Palestina, nama yang akrab di telinga salah satu sastrawan terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia, Taufiq Ismail. Menyebut Palestina membangkitkan kembali getaran empati yang begitu hebat, yang pernah ia rasakan 28 tahun silam. Getaran empati itu pula yang lantas ia tuangkan dalam satu sajak puisi yang menggugah. Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu?
Beberapa kali ia menyaksikan aksi perlawanan rakyat Palestina terhadap keputusan pemindahan ibu kota Israel ke Al-Quds secara sepihak di media massa. Duka itu terus menggelayuti hatinya, saat mengetahui beberapa remaja menjadi korban jiwa dari aksi perlawanan tersebut. Semangat juang yang tiada hentinya tersebut mengingatkan Taufiq pada kondisi Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan digaungkan.
“Negara yang kini tengah berjuang itu, Palestina, adalah negara yang sudah berani mengakui kemerdekaan Indonesia. Imam Besar Palestina menyuarakan kepada dunia, negeri ini harus merdeka. Dua negara yang mendorong pengakuan kemerdekaan Indonesia, Palestina dan Mesir. Ini luar biasa, karena disampaikan sebelum Indonesia merdeka,” ucap Taufiq dengan menggebu, seperti dalam rilis yang diterima redaksi Jejamo.com, Kamis, 25/1/2018.
Terkait rencana pengiriman 10 ribu ton beras melalui Kapal Kemanusiaan Palestina, Taufiq sangat mendukung ikhtiar besar bangsa Indonesia tersebut. “Saya sangat bersyukur, ACT tidak surut dengan turun-naiknya dukungan. Membantu Palestina, dan tidak hanya Palestina, tapi juga Somalia dan Rohingya. Ini adalah langkah mulia yang membuat saya senang untuk dilibatkan dalam urusan kemanusiaan ini,” katanya.(*)