Jejamo.com, Bandar Lampung – Sepuluh nama masuk dalam tingkat elektabilitas tertinggi calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Lampung.
Berdasar survei Rakata Institute, ada lima nama yang masuk lima besar dengan tingkat elektabilitas tertinggi.
Yang paling atas paling cantik dan sinam alias manis. Siapa dia?
Survei Rakata Institute yang baru saja ditulis menyebutkan bahwa peringkat pertama hasil survei untuk elektabilitas calon DPD asal Lampung adalah Jihan Nurlela.
Dokter Jihan Nurlela adalah adik Bupati Lampung Timur yang juga Wakil Gubernur Lampung terpilih Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik.
Jihan mendapat perolehan elektabilitas 8,52 persen.
Tingkat kepercayaan survei ini, kata Direktur Rakata Institute Eko Kuswanto dalam rilisnya adalah 95 persen. Adapun toleransi kesalahan adalah plus minus 2,19 persen.
Di peringkat kedua dengan tingkat elektabilitas 7,23 persen adalah Andi Surya. Andi adalah anggota DPD petahana atau incumbent. Pemilik Universitas Mitra Lampung atau Umitra ini, dalam survei Rakata Institute, berada di posisi runner up.
Nama Abdul Hakim ada di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas 5,23 persen. Abdul Hakim adalah mantan anggota DPR asal PKS. Ia pernah maju dalam dua pemilihan wali kota, yakni di Bandar Lampung pada 2005 dan Kota Metro pada 2016.
Nama keempat yang masuk daftar tingkat elektabilitas tertinggi adalah Bustami Zainudin. Ia mendapat 4,72 persen.
Bustami adalah mantan Bupati Way Kanan periode 2010-2015 dengan Wakil Bupati Raden Nasution. Sebelumnya ia adalah wakil bupati Way Kanan saat Bupati Tamanuri.
Nama kelima yang masuk dalam survei Rakata Institute adalah Anang Prihantoro. Sama dengan Andi Surya, Anang ini petahana atau incumbent
Dalam survei, Anang memperoleh suara 4,66 persen. Anang khas dengan topi caping petaninya.
Di bawah Anang, nomor enam sampai 10 ada beberapa nama lain. Berurutan adalah Alzier Dianis Thabranie, Nurlita Zubaedah, Ahmad Bastian, Taufik Hidayat, dan Ida Jaya.
Direktur Rakata Institute Eko Kuswanto dalam rilis menjelaskan, swing voters dalam survei ini adalah 36,96 persen.
Kata Eko, survei dilakukan pada 1-6 April 2019. Sedangkan entri data dan analisis pada 7-8 April 2019. []