Jejamo.com, Bandar Lampung – Komisioner KPU Provinsi Lampung Divisi Teknis Ahmad Faudzan mengatakan, simulasi pemungutan dan perhitungan surat suara dilakukan guna memberitahu aparat kepolisian titik-titik rawan pada proses pemungutan dan perhitungan surat suara di TPS.
“Intinya kepolisian ingin mengetahui terkait tugas mereka di mana titik rawan yang mereka harus tahu dan semua proses yang punya potensi ke arah itu,” ujarnya di Mapolda Lampung, Senin, (11/3/2019).
Menurut Faudzan, semua proses pemilu kemungkinan berpotensi mulai dari pengiriman logistik, distribusi, sampai pemungutan surat suara, perhitungan rekap, pengiriman dari TPS ke PPS, kemudian dari SDM dan saksi-saksi.
“Dengan simulasi ini polisi dapat melihat langsung, kira-kira titik mana yang mesti diantisipasi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung Fatikhatul Khoiriyah menjelaskan, saat ini pihaknya sedang merekrut pengawas di setiap tempat pemungutan suara (TPS)
“Nanti mereka yang akan mengawasi setiap TPS. Ini kan simulasi. Karena nanti anggota Polri yang pengamanan di TPS semuanya diturunkan. Jadi semua perlu pemahaman bagaimana secara teknis dilaksanakan,” jelasnya.
Dia menambahkan, nanti pihak Polri sudah mempunyai pemetaan di mana titik-titik yang rawan.
“Hasil pemetaan akan kami sampaikan ke Polri sebagai bahan tambahan buat mereka membuat skenario. Kami juga mengapresiasi simulasi ini bisa memberikan gambaran personel yang akan bertugas,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Polda Lampung bersama Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) Telukbetung Selatan menggelar simulasi pencoblosan di Mapolda Lampung. [Andi Apriyadi]