Jejamo.com, Bandar Lampung – Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto diwakili Kabid Humas Polda Lampung Kombes Sulistyaningsih mengatakan, untuk pengamanan tempat pemungutan suara (TPS), Polda menerjunkan kurang lebih tujuh ribu personel.
“Kemungkinan tujuh ribu personel tidak cukup. Jadi kami menyiasati dengan pola berkelompok seperti tempat kurang rawan, rawan, sangat rawan. Maksudnya kurang rawan itu dari ancaman yang tidak banyak gangguan pelaksanaan atau pencoblosan pemilu,” ujarnya usai simulasi pemungutan dan perhitungan surat suara di Mapolda Lampung, Senin, (11/3/2019).
Menurut Sulis, dalam masing-masing pola, memiliki hitung-hitungannya seperti ada pola kurang rawan maka satu personel polisi mengamankan 5 TPS.
“Sedangkan pola yang rawan ada juga yang 1 polisi 2 TPS, dan yang sangat rawan dijaga 2 polisi 1 TPS. Polisi tersebut dia akan keliling. Jadi kami tinggal monitor karena setiap TPS kan ada Linmasnya,” paparnya..
“Bukan karena TPS rawan lalu kami amankan, bukan seperti itu. Tapi kami punya mekanisme yang sudah kami klasifikasikan sebelumnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, daerah paling banyak TPS rawan yakni di Kabupaten Tanggamus karena geografisnya berjauhan, seperti melewati sungai, dan itu salah satu parameter daerah yang rawan.
“Sedangkan untuk rawan konflik, sebenarnya sudah tidak ada. Kami antisipasi saja,” tandasnya. [Andi Apriyadi]