Jejamo.com, Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung menyambut baik dukungan pemerintah Jerman dalam meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
Hal tersebut disampaikan Plt Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Taufik Hidayat saat memberi sambutan pada acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Input Dokumen Rencana Pengelolaan Kolaboratif TNWK atas Dukungan Asean Heritage Park Periode 2018-2023 di Swissbell Hotel Lampung, Jumat, 25/5/2018.
Menurut Taufik, melalui kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Asean Centre for Biodiversity (ACE), pemerintah Jerman bersedia memberikan dukungan dana kepada TNWK yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar hutan khususnya yang berbatasan langsung dengan taman nasional.
“Ini merupakan modal dasar pembangunan nasional yang harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan dan dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestariannya,” ujar Taufik dalam rilis yang diterima redaksi Jejamo.com, Senin, 28/5/2018.
Taufik menyebutkan, kawasan hutan konservasi yang ada di Provinsi Lampung selain TWNK meliputi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Cagar Alam Laut Krakatau, dan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
Pengelolaan taman nasional ujar Taufik, selain sebagai upaya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, hendaknya tetap bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
“Pada dasarnya semua sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati harus dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, pemanfaatannya harus sedemikian rupa sesuai peraturan perundangan yang berlaku sehingga dapat berlangsung secara lestari baik saat ini maupun untuk masa yang akan datang,” katanya.
Dalam pelaksanaannya nanti akan melibatkan Balai TNWK dan pemangku kepentingan seperti Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan UPTD KPH Gunung Balak. Juga Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah, masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan TN, organisasi nonpemerintah (LSM) yang bekerja di sekitar TNWK, dan lembaga penelitian maupun perguruan tinggi.
Sementara itu, Direktur Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) Iwan Setiawan mengatakan selain TNWK, Taman Nasional Gunung Leuser juga akan mendapatkan dana dari pihak Pemerintah Jerman dengan total dana sebesar satu hingga 1,5 Juta Euro atau setara Rp16 miliar selama lima tahun ke depan.
“Dana ini nantinya akan disalurkan untuk diakses oleh mitra yakni LSM, kelompok masyarakat, dan pelaksanaanya merujuk pada dokumen rencana pengelolaan kolaboratif. Dana ini tergantung program pelaksanaannya. Jika program ini cukup memberikan dampak, akan ada dukungan tambahan lagi dari pemerintah Jerman melalui ACE,” ujarnya.
Iwan menyebutkan selain untuk pelaksanaan pengembangan TNWK sebagai perlindungan keanekaragaman hayati, hampir 60 persen dana tersebut untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan penyangga TNWK.
“Dana ini sudah ada tetapi tinggal menunggu dokumen di mana dokumen itu menjadi rujukan oleh mitra untuk diakses. Jadi apa saja program prioritas untuk kegiatan yang nantinya penting dilaksanakan dikegiatan pelaksanaan kolaboratif di TNWK. Yang terpenting konsep pengembangannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sisanya lagi untuk kegiatan konservasi, riset dan juga keamanan kawasan,” jelas Iwan.(*)