Jejamo.com, Bandar Lampung – Sanam atau biasa disapa Mbah Sanam (77) tak pernah lelah mendorong sepeda jenis ontel miliknya hingga belasan kilometer hanya untuk menjajakan dagangannya berupa opak yang dibawa menggunakan sepedanya.
Meski usia tidak muda lagi, tampak terlihat di wajahnya masih ada rasa semangat untuk terus berusaha. Pekerjaan ini dilakukannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Saya sudah 15 tahun berjualan opak ini. Selama berjualan opak ini saya sudah bisa menghidupi istri dan sembilan anak saya, bahkan sekarang saya sudah punya 15 cucu dan dua cicit,” ujar warga Jalan Dr. Susilo, Gang Haji Satim, Sumurbatu, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Minggu, 19/2/2017.
Selama berjualan Sanam tidak pernah mengeluh walaupun mendapatkan keuntungan hanya cukup memberi makan keluarganya dan biaya sekolah anak.
“Kalau untuk keuntungannya sendiri enggak menentu, paling besar sehari-hari Rp40 ribu sampai Rp60 ribu. Itu juga belum tentu. Namanya orang berdagang jadi hasil enggak menentu, daripada saya nganggur,” kata dia sembari menawarkan dagangannya.
Suami dari Neni (65) ini mengaku, selama menjajakan dagangannya dirinya harus menggowes laju sepeda ontel dari kediamannya hingga berkilo-kilometer.
“Saya keliling hanya di seputaran Telukbetung dan Garuntang. Saya berangkat dari rumah untuk berjualan sekitar jam enam pagi. Tapi, saya sempatkan dulu mampir ke pasar,” terangnya.
Opak yang dijajakannya bukanlah buat sendiri. Dia mendapatkan opak tersebut dengan cara membeli kemudian dijual kembali.
“Saya beli opak ini dari Way Galih lalu saya jual lagi seharga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu. Opak ini terbuat dari singkong yang ditumbuk,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com