Jejamo.com, Bandar Lampung – Ratusan orang dari para tim sukses pasangan calon (paslon) cagub Provinsi Lampung nomor urut 1, 2 dan 4, yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Lampung Untuk Pemilu Bersih (KRLUPB), menggeruduk Mapolda Lampung, Kamis (28/6) sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka menuntut agar pelaku money politic (politik uang) selama masa Pilgub Lampung ditangkap dan didiskualifikasi.
Koordinator aksi yang juga tim sukses paslon cagub nomor urut 2, Rakhmat Husein, mengatakan, aksi ratusan massa terpaksa berpindah ke Mapolda Lampung, karena Sentra Gakkumdu yang terdiri dari Bawaslu, Polisi dan Kejaksaan.
Rakhmat Husein mengatakan, dugaan money politic yang diduga dilakukan paslon Arinal-Nunik terjadi di Tulangbawang dan Pringsewu.
“Di Pringsewu dan Tulangbawang didiga ada money politic saat kampanye Arinal. Proses itu tidak sampai ke tingkat penyidikan, sampai ke Gakkumdu dan kasus tersebut tidak memenuhi unsur. Kami punya kewajiban datang ke Polda selaku unsur yang tergabung dalam Gakkumdu,” teriaknya di hadapan ratusan masaa.
Para aksi massa juga menagih janji Kapolda Lampung Irjen Pol Suntana yang menegaskan, tidak ada money politic dan kampanye hitam, di mana Kapolda berjanji akan menindak tegas pelaku money politic.
“Kami tagih janji Kapolda, kasus di Pringsewu bagi-bagi uang Rp25 ribu, di Tulangbawang bagi-bagi uang Rp100 ribu, tapi semuanya menurut Gakkumdu tidak memenuhi unsur,” jelasnya.
Pantauan di lokasi, aksi ratusan massa tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung serta TNI.
Massa pun kecewa lantaran tidak bisa bertemu langsung dengan Kapolda Lampung, Irjen Pol Suntana.
“Saya baru dapat informasi kalau Pak Kapolda dan Pak Wakapolda sedang tidak ada di kantor. Dengan orasi ini, kami meminta bapak Kapolda segera memproses dugaan money politic,” ujarnya.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com