Jejamo.com, Tanggamus – Mantri Hewan Ngatimin dibantu Sugito melakukan asimilasi buatan sapi lemosin milik Poktan Berkah Sari. Tujuannya, untuk menghasilkan bayi buatan.
Kepada jejamo.com, Ngatimin menjelaskan, sapi yang dilakukan asimilasi minimal umur dari 1,5 tahun dari kelahiran. Ada juga yang di bawahnya, bergantung pada hewannya.
Untuk menghasilkan bayi buatan minimal dilakukan satu sampai dua kali asimilasi tergantung tingkat kesuburan sapi.
“Tapi ada juga yang sampai empat kali, tergantung dari sapinya, ada juga sapi yang lenceh atau sulit hamil,” kata dia hari ini.
Masih menurut Ngatimin, tanda-tanda berahi/atau dilakukan asimilasi yaitu abuh, abang, dan anget.
Manfaat dilakukan asimilasi buatan yaitu menghasilkan bibit unggul tanpa kawin alami.
Ciri-ciri asimilasi yang berhasil salah satunya ialah mengeluarkan cairan kuning dari kemaluan sapi dan usia kandungan sembilan bulan sepuluh hari.
Ketua Poktan Berkah Sari Pekon Guring Kecamatan Pematangsawa Suhaili kepada jejamo.com mengatakan, sapi lemosin ini hasil peremajaan beberapa bulan lalu, yang sebelumnya sapi jenis PO.
“Dulu sapi jenis PO sebagai sapi indukan belum sampai melahirkan anak. Pertama karena tidak pernah dilakukan asimilasi dan masa berahinya kami belum mengerti karena kami kurang berkordinasi dengan mantri hewan yang paham asimilasi,” jelas Suhaili. [Zairi]