Jejamo.com, Bandar Lampung – Karina Eka Dewi Salim atau biasa disapa Karin, warga Sukarame Bandar Lampung mengaku sejak dari tahun 2015 menderita penyakit lupus.
“Sewaktu awal-awal saya tahu terkena lupus, saya jadi sering kontrol ke dokter. Malah pas di Bandar Lampung saya dijadwal kontrol sekali dalam sepekan. Kemudian saya minta rujuk ke Jakarta dan di Jakarta saya diminta kontrol dua pekan sekali oleh dokter saya,” katanya kepada jejamo.com, Rabu, 11/12/2018.
Ia mengatakan untuk soal berobat ini sangat terbantu oleh BPJS tau JKN. Termasuk juga ketika pernah diopname karena sakit lupusnya.
Tetapi juga sedikit menyayangkan prosedur rujuk merujuknya yang sekarang menjadi ribet.
“Saat ini surat rujukan dari faskes I ke faskes tingkat lanjut (RS tipe D atau tipe C) hanya berlaku untuk tiga bulan. Setelah tiga bulan maka kita harus memperpanjang lagi mengulang dari faskes tingkat I”.
Ia juga menyayangkan sistem rujukan daring yang membuat pasien kemungkinan bergonta-ganto dokter karena sistem tersebut.
“Mbok soal rujuk merujuk ini jangan dipukul rata. Semisal penyakit saya ini yang kronis, butuh pengobatan jangka panjang dan pakai terapi obatnya juga spesifik. Jadi nggak sembarangan bisa ganti-ganti dokter. Kronis hatus dilihat rekam medisnya. Memangnya enak ganti-ganti dokter gitu? Yang susah ya pasiennya. Pokoknya jangan dipersulit kalau untuk penyakit kronis deh. Kasihan pasiennya, udah sakit eh dipersulit urusan admin. Tambah deh sakitnya,” ujarnya
Karin menambahkan, proses penyembuhan penyakitnya lumayan memakan waktu, hari dan bulan. Perjuangannya sangat luar biasa.
“Saya berjuang sendiri untuk melawan penyakit ini, dengan dorongan teman-teman dan keluarga. Saya terus berjuang dan tidak menyerah, tadinya saya berpikir umur saya tidak akan lama melihat penyakit saya ini lumayan agak parah. Tapi saya masih dikasih umur panjang. Semua berkat doa,” kata dia.
Karin mengatakan, bayangkan jika tidak memiliki kartu KIS dari BPJS Kesehatan entah bagaimana ia harus membayar biaya berobat ini.
Ini kelebihan Program JKN-KIS, untuk menolong orang-orang yang memiliki penyakit seperti dirinya.
“Terima kasih buat BPJS Kesehatan, dengan memanfaatkan program JKN-KIS ini kesehatan saya sekarang sudah pelan-pelan berangsur membaik dan sembuh. Dari tahun 2015 hingga 2017 saya berjuang melawan penyakit lupus dengan dibantu JKN-KIS,” kata dia.
Sekarang walau sudah sudah sembuh, ia wajib kontrol sebulan sekali dengan menggunakan kartu KIS-nya [Andi Apriyadi]