Jejamo.com, Bandar Lampung – Selain memperhatikan anak dari ponsel dan internet, orangtua juga harus memperhatikan anak yang menjadi korban sekaligus pelaku kekerasan (bullying).
Lula Kamal, pemilik Pelangi Alexandria mengatakan, terkadang bisa saja anak yang menjadi korban dan bahkan pelaku. Maka itu, orangtua mesti memperhatikan dan sering berkomunikasi dengan anak.
“Menjadi korban dan menjadi pelaku bullying sama-sama sebuah masalah bagi orangtua,” kata dia saat mengisi Pekan Peduli Palu dan Donggala gelaran ACT Lampung di Transmart, Jumat, 12/10/2018.
Menurut Lula, jika anak menjadi korban kekerasan, orangtua diminta harus bertanya lebih jauh.
“Tanyakan pada anak baik-baik, kenapa dia tidak berniat melawan, apa yang ditakuti. Kemudian kalau anak kita yang mem-bully itu jadi masalah lagi, bagaimana dia bisa melakukan itu,” ujarnya.
Lula menuturkan, bila anak menjadi pelaku, biasanya disebabkan anak mencontoh perilaku orangtua dan lingkungan tempat tinggalnya.
Maka itu, orangtua mesti berhati-hati dalam bicara di hadapan anak.
“Anak-anak itu bisa mencontoh. Jangan-jangan dia mencontoh orangtuanya. Jadi mesti hati-hati dan keduanya harus diterapi dengan baik jika anak jadi korban dan pelaku bullying,” tuturnya.
Dia menambahkan, jika anak menjadi korban, orangtua diminta jangan membalas kepada pelaku. Sebab, kata Lula Kamal, ada kejadian di mana orangtua yang suka bullying dulunya adalah korban.
“Orangtua mesti sering menemani dan berkomunikasi dengan anak. Beritahu anak mana yang baik dan tidak baik, tentu dengan cara yang baik agar anak paham,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, ACT Lampung menggelar English Learning And Talk Show bertemakan “Membangun Kepercayaan Diri Pada Anak” acara berlangsung di Transmart Lampung, Jumat, (12/10).(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com