Jejamo.com, Bandar Lampung – Warga Jalan Sri Kresna, Gang Jogja, Kelurahan Sawah Brebes, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, digegerkan dengan aksi perkelahian yang dilakukan sekelompok anak muda bersejata api dan senjata tajam, Sabtu malam, (24/8/2019).
Aksi perkelahian pun tak terhidari antara kedua belah pihak. Bahkan keributan tersebut melibatkan seorang kiyai dan tiga murid pondok pesantren serta seorang warga China juga ikut dalam perkelahian.
Sementara warga sekitar, mulai dari orang tua, remaja dan anak-anak justru malah tertawa dan bertepuk tangan. Bahkan, sebagian diantara warga malah memberi teriakan dukungan semangat.
Tapi tenang, perkelahian itu hanya bagian dari pentas drama yang digelar pemuda-pemudi RT 001 dan RT 002, LK 2, Kelurahan Sawah Brebes, dalam rangka malam puncak HUT Ke-74 Republik Indonesia, yang menceritakan tentang para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia dulu.
Ketua pelaksana sekaligus penulis naskah Heryanto menceritakan, cerita drama ini diambil terinspirasi dari perjuangan para pahlawan dulu, yang telah berjuang mati-matian demi memerdekakan Indonesia.
“Dalam perjuangan kemerdekaan bukan hanya orang Indonesia yang berjuang, tapi ada orang China juga ikut berjuang untuk mengusir penjajah Belanda,” terangnya.
Heryanto mengatakan, dalam cerita drama ini dirinya sengaja membuat cerita melibatkan seorang warga China yang ikut berjuang. Hal itu dilakukan agar anak-anak mengetahui bahwa Indonesia tidak membeda-bedakan etnis, ras, suku dan agama.
“Jadi pesan moral yang disampaikan dalam cerita ini, kita harus menjaga NKRI. Jangan hanya bisa menikmati saja, tapi tidak bisa menjaganya,” paparnya.
Lanjut Heryanto, drama yang digelar pada malam puncak HUT Ke-74 RI melibatkan 48 pemuda-pemudi Karang Taruna warga sekitar dan persiapan sekitar satu bulan lalu. Ia juga mengaku tidak mengalami kesulitan saat melatih pemerannya.
“Inikan sudah 4 kali digelar kegiatan seperti ini. Jadi mereka sudah terbiasa, cuma yang membedakan ceritanya saja,” kata dia.
Dia berharap kedepan anak-anak muda bisa mengenal lebih sejarah pahlawan, sehingga metal mereka tidak hanya tergantung pada pemerintah saja. Tetapi harus berusaha juga.
“Dan saya juga berharap anak-anak muda sini selalu berkumpul dan melakukan hal positif,” tandasnya. [Andi Apriyadi]