Jejamo.com, Bandar Lampung – Puncak Dies Natalis Ke -52 FKIP Unila berlangsung meriah. Dalam acara itu, Rektor Universitas Lampung Profesor Hasriadi Mat Akin menandatangani prasasti dalam rangka peresmian gedung J FKIP Unila. Dalam acara bertajuk “Orasi Ilmiah Dies Natalis FKIP Universitas Lampung”.
Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P. menyampaikan dalam sambutannya. Kata Hasriadi, usia 52 tahun sudah cukup dewasa, FKIP memberikan kontribusi di Lampung luar biasa.
Hasriadi mengatakan, mandat FKIP tidak hanya mendidik para dosen yang menghasilkan guru, tapi juga mendidik langsung calon-calon guru.
Di Indonesia hanya 34% pemuda yang berumur 18-23 tahun yang berhasil duduk di bangku perguruan tinggi.
“Itulah elitenya pemuda/pemuda terbaik. 76% pendidikan selesai di tangan guru,” ujarnya, Senin, 7/1/2019.
Pada revolusi industri 4.0 banyak pekerjaan yang ada sekarang menjadi tidak ada. Seperti pembayaran yang sudah mulai dengan e-money, teller digantikan online, biro perjalanan tergantikan dengan biro online, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, kata Hasriadi, guru juga mendapat tantangan baru bukan hanya sumber ilmu namun juga sumber inspirasi untuk mengajari dan mendidik yang 76%.
“Peran guru jauh lebih berat daripada sekedar dosen di perguruan tinggi,” lanjut Hasriadi.
Dan arus masuk digital ekonomi, sedikit banyak memangkas kerja tangan manusia.
Berbagai pendidikan mengalami distraksi sebagian, sedikit demi sedikit berubah.
Di masa yang akan datang peran kehadiran guru di kelas semakin menantang, dibutuhkan kreativitas.
Hasriadi menambahkan, dipicu keterbatasan pengetahuan teknologi dan lambatnya infrastruktur, memicu para guru menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
“Anak muda sekarang merupakan generasi multi-tasking, dunia pendidikan melalui guru harus memiliki pemikiran yang kritis, kemampuan literasi digital, kemampuan kompetensi, kognitif, dan behavior,” kata dia.
Rektor menyampaikan 5 kualifikasi kompetensi di era 4.0 yaitu:
1. Kompetensi mendidik
2. Kompetensi entrepreneurship
3. Kompetensi di Globalization
4. Kompetensi Strategi Masa Depan
5. Conselor Competence.
“Kehidupan yang kreatif akan menghabisi yang tidak kreatif, betapa perubahan itu cepat sekali,” kata dia.
Hasriadi bilang, pembelajaran di kelas sudah mulai membosankan. Itu menjadi salah satu tantangan untuk mampu kontruksi kecakapan baru untuk mahasiswa seperti berpikir kreatif, guru harus membangun literasi baru, mampu berkomunikasi, membangun konglomerasi antara sesama, guru juga harus bisa mendorong memanfaat media sosial.
“Sebanyak 50% mata kuliah boleh dilaksanakan dengan during dan tidak perlu dengan izin,” kata dia.
Dia memberikan ucapan selamat kepada FKIP Unila yang telah 52 tahun, sebagai fakultas terbesar di Lampung yang resonansinya sangat nyata.
“Mudah-mudahan FKIP ke depannya terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan zaman yang semakin berkembang,” pesannya. [Jenny Wulan Suryani]