Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Puskesmas Dayamurni Kecamatan Tumijajar, Tulangbawang Barat mengimbau agar masyarakat Ragom Sai Mangi Wawai dapat mewaspadai merebaknya penyakit diare.
Pasalnya, pasien penderita diare di puskesmas setempat meningkat hingga 40 persen dalam sebulan terakhir. ” Secara umum, penderita diare mengalami peningkatan, terutama untuk anak-anak,” kata dr. Edi Winarso saat ditemui di puskesmas, Jumat 22/1/2016.
Menurutnya, penderita diare disebabkan oleh kurangnya cairan tubuh yang bisa berdampak berbahaya bagi penderita.
“Tahun lalu, kita bertemu dengan pasien yang tubuhnya sudah dalam keadaan kering dan tidak bisa diinfus, karena pembuluh darah mengecil, sehingga sulit memasukan jarum infus ditangannya, akhirnya pasien tersebut meninggal dunia,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Sangat mudah untuk mengetahui tanda-tanda penderita diare baik dewasa maupun anak-anak. Untuk dewasa sendiri, penderita tidak membuang air kecil selama lebih dari delapan jam dan bibir mengalami kekeringan.
Sedangkan tanda-tanda penderita diare untuk anak-anak, yakni saat menangis tidak keluar air mata.”Itu tanda-tanda penderita diare yang mudah dilihat oleh kita,” jelas dr. Edi.
Ia menegaskan, apabila melihat tanda-tanda seperti itu, sebaiknya langsung dibawa ke puskesmas atau rumah sakit yang memiliki ruang gawat darurat.
“Kalau tidak ingin terjangkit penyakit diare, sebaiknya warga Tulang Bawang Barat dapat mengkonsumsi air mineral yang cukup untuk kebutuhan tubuh,” ucap dia.
Dia menghimbau, masyarakat Tulang Bawang Barat dapat menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun, biasakan menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat dan rebus air yang akan diminum hingga mendidih. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tegasnya. (*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com.