Jejamo.com, Bandar Lampung – Puluhan masyarakat yang bersimpati kepada Yansori, keluarga pasien yang kecewa dengan pelayanan perawat Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Lampung, melakukan aksi unjuk rasa balasan atas aksi unjuk rasa yang dilakukan Persatuan Perawat Nasional Indonesia Lampung di Lapangan Korpri kompleks Kantor Gubernur dan DPRD Lampung, Rabu 2/5/2018.
Meski tak sebanyak peserta aksi yang dilakukan PPNI pekan lalu, mereka menuntut Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal netral dan adil dalam menyikapi masalah ini. Diketahui, selain Ketua DPRD Provinsi, Dedi Afrizal adalah Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Lampung.
“Pak Dedi sebagai Ketua DPRD dan PPNI seharusnya berada di tengah. Jangan memihak. Suara Anda suara rakyat. Suara rakyat lebih besar dibandingkan suara perawat,” ujar koordinator lapangan (korlap) aksi Hendra dalam orasinya.
Massa juga meminta agar persoalan ini jangan dibawa ke ranah politik. Mereka juga mempertanyakan keberadaan CCTV yang merekam kejadian itu.
“Sebagai masyarakat, mari kita bersatu untuk membantu saudara kita yang terzalimi oknum perawat. Ini sering terjadi kepada keluarga pasien yang memakai BPJS, Jamkesmas, dan Jamkesda. Pelayanan yang kurang sopan sering terjadi, terlebih kepada keluarga pasien yang kurang mampu,” kata Hendra.
Kata Hendra, kinerja oknum perawat RSUDAM Lampung sering dikeluhkan masyarakat. Keluarga pasien pun menjadi sedih dan kecewa oleh pelayanan yang diberikan perawat RSUDAM.
Ia menuturkan, saat kejadian, Yansori membawa istrinya hendak berobat ke RSUDAM. Namun, di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), perawat memberikan pelayanan yang kurang baik dan dinilai tidak ada sopan santun serta tata krama.
Oknum perawat justru memarahi keluarga pasien dengan berkata “Mau Bapak apa!’
Dengan nada keras sambil berdiri, oknum perawat itu melotot sambil membuka masker. Di situlah terjadi perselisihan.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com