Jejamo.com, Bandar Lampung– Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia dalam rangka memperkuat silaturahmi dengan awak media mengadakan lomba Journalism for Humanity Award 2018.
Lomba bagi insan jurnalis media cetak, online, dan televisi serta kontributor artikel media massa, baik melalui rubrik artikel, opini, atau netizen jurnalism akan merebutkan total hadiah Rp300 juta.
Mengenai periode lomba diketahui berlangsung dari 10 Mei hingga 21 Juni 2018 mendatang.
Dalam hal kategorisasi lomba, ACT sebagai penyelenggara telah menggolongkan peserta menjadi dua, antara lain wartawan tulis dan wartawan foto (cetak dan online), serta wartawan televisi, penulis artikel/opini di media, institusi media.
Dalam pemaparannya saat bersilaturahmi dengan awak media di Tarida Food Court, Rabu, 9/5/2018,Yungki Pramono selaku Branch Manager ACT Lampung mengatakan tujuan diadakannya lomba karya jurnalistik yang mengusung tema Membangun Spirit Kemanusiaan Melalui Sodaqoh Karya Jurnalistik adalah untuk memberikan apresiasi kepada media-media yang memiliki tingkat awwarenes tinggi atas kegiatan kemanusiaan, khususnya ACT Lampung.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan terkait syarat dan ketentuan perlombaan Journalism for Humanity Award 2018 yaitu tiap media wartawannya diperkenankan ikut lebih dari satu orang. Yungki juga menegaskan berita yang dimuat tidak mendapatkan penilaian jika terdapat penggabungan dengan lembaga kemanusiaan lainnya dan merupakan hasil karya yang diterbitkan pada periode yang telah ditentukan seperti tersebut di atas.
Masih kata Yungki, bentuk produksi berita dapat diterbitkan secara beragam berupa wawancara, feature news, straight news, galeri foto, video atau artikel baik yang diproduksi sendiri maupun mengutip release/berita website ACT.
Batas waktu pengumpulan naskah paling lambat 25 Juni 2018, dan pemenang diumumkan awal Juli 2018. Adapun syarat administratif yang harus dilampirkan peserta diwajibkan melampirkan KTP, Kartu Press, dan bukti berita yang tayang.
Selain itu khusus peserta penulisan artikel cukup KTP dan bukti pembuatan artikel di media.
Terkait penilaian Yungki mengatakan akan didasarkan pada durasi dan jam tayang berita bagi pekerja media televisi. Selanjutnya keberagaman narasumber, angle, serta kelengkapan dokumentasi foto juga turut diperhatikan sebagai bobot tambahan.
“Berkaitan dengan naskah yang lulus seleksi administratif sudah otomatis mendapat poin. Namun item yang saya sebutkan tadi merupakan poin penambah agar bobot nilai lebih tinggi,” pungkasnya.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com