Berita Bisnis, jejamo.com – Gibran Rakabuming Raka, Putra dari Presiden Joko Widodo dikenal giat membuka berbagai unis usaha. Ia tercatat telah memiliki usaha yang sukses di Solo dan mulai berkembang ke beberapa kota besar lainnya.
Beberapa usaha Gibran diantaranya, martabak kota baru atau Markobar, bisnis Katering dan juga warung cakar ayam bakar pedes. Ia ternyata tak segan berbagi tips untuk mengembangkan usaha agar mencapai kesuksesan.
“Kalo saya sih kuncinya ngeyel. Jadi pengusaha itu harus idealis. orang tua saya itu latarbelakangnya pengusaha mebel dan tidak ada background makanan sama sekali. Saya dari dulu disiapkan untuk melanjutkan usahanya. Sempat ditentang juga ke kuliner,” ujarnya di Rektorat UIN Sunan Kalijaga seperti ditulis Liputan6, Minggu, 15/11/2015.
Gibran mengaku sempat jatuh bangun dalam membangun usaha saatt ini. Namun ia terus berusaha dan melihat peluang ke depan bahwa bisnis kuliner terus memiliki pasar.
Bisnis kuliner Gibran pertamakali dibuka pada 2010. Saat itu usahanya adalah catering. Menurutnya, tahun pertama dan kedua merupakan tahun terberatnya dalam membangun usaha katering. Berbagai kendala dihadapi saat dua tahun pertama. Namun tahun ketiga usaha yang dibangunnya sudah mulai dirasakan dan mendapatkan hasil maksimal sehingga mulai menambah fasilitas penunjang pernikahan sebagai sayap usaha.
“Kalo kamu sudah punya kemauan dan yakin berhasil ya dijalani saja. Kalo orang tua menentang berwirausaha itu biasa ya karena orang tua tidak mau anaknya rekoso atau susah ya. Karena seorang pengusaha itu susah ada jatuh bangunnya juga banyak yang gagal juga,” katanya.
Gibran menceritakan, kendala awal usahanya yang paling berat adalah pelanggan yang rewel. “Saya tiap hari hadapi customer seperti itu, yang rewel. Ndekben (dahulu) aku nyoblos bapakmu. dulu saya timses bapak waktu walikota. Menghadapi itu sangat sulit. Menolak tidak enak mengiyakan ya rugi. Tahun pertama kedua saya masih dealing harga dan segala macam. tahun terakhir sudah kasih ke marketing,” tuturnya.
Ia pun memberikan saran kepada mahasiswa yang akan memulai usahanya. Tahap pertama yang harus dimulai adalah mejaga fokus pikiran pada usaha yang akan dijalani. Ia tidak menyarankan kepada mahasiswa untuk menjalani dua profesi sekaligus. Karena akan membuat usaha tidak akan fokus dan hasil yang didapatkan tidak maksimal.
“Usaha dan kuliah jadi pegawai sorenya jadi buka warung itu tidak disarankan. Hasilnya setengah tengah. harus fokus ke usaha. Dulu saya kuliah juga kerja tapi tidak usaha ikut orang,” ujarnya.(*)
jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya