Jejamo.com – Setelah dijemput oleh tim Polda DIY, dr Rica dan beberapa orang yang ikut dalam rombongan itu langsung dimintai keterangan oleh polisi. Namun mereka masih memberikan penjelasan yang berbelit-belit dan berbeda dengan surat yang ditinggalkan untuk suaminya ketika menghilang akbir Desember 2015 lalu.
“Rica mengatakan keluar Yogyakarta, ke sana untuk cari penghidupan, kehidupan yang lebih baik. Tapi ini berbeda dengan isi surat yang ditulisnya,” kata Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi di kantornya, di Sleman, Selasa, 12/1/2016. Seperti dikutip Detik.com.
Pada surat untuk suaminya, Dokter Rica mengatakan akan berjuang di jalan Allah dan berjanji takkan masuk ISIS. Namun saat sudah ditemukan, ia mengaku pergi ke Kalimantan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Hal yang sama diungkapkan Eko dan Veni pasangan suami istri yang diduga menjadi orang yang membawa dr Rica meninggalkan keluarganya. Mereka menjemput dr Rica untuk diajak mencari kehidupan yang lebih baik di Kalimantan.
“Mengajak membawa serta dr Rica pergi keluar Yogya untuk membuka bisnis, klinik bersama. Kalau itu tentu tidak melanggar hukum. Tapi dengan adanya peristiwa di luar itu yang tidak kita ketahui,” kata Hudit Wahyudi.
Hudit kemudian menjelaskan, selain Dokter Rica, rombongan yang tiba di Seleman itu diantanya adalah, Eko Purnomo dan Veni Ori Nanda serta anak balitanya, dan Krisma adik dari Eko. Status semuanya sat ini masih sebagai terperiksa.
Polisi kemudian memulangkan semua anggota rombongan yang di jemput dari Pangkalan Bun, Kalimantan Barat itu. Namun polisi masih menahan pasangan Eko dan Veni.
“Rica sudah dipulangkan sejak tadi malam ke suaminya. Anaknya juga,” kata Hudit.
Polisi saat ini juga mengaku masih belum bisa memeriksa Dokter Rica secara intensif karena kondisinya yang masih belum stabil. “Saya perintahkan, periksa yang bisa saja yang kira-kira siap. Kalau Rica sudah siap maka akan kita periksa,” terangnya.(*)
Detik.com
