Jejamo.com, Bandar Lampung– Terkait kendala Mr Gele Harun menjadi Pahlawan Nasional, mantan Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Lampung (TP2GD) Maskun, mengatakan, pihaknya belum dapat memulai dan membuat catatan mengenai perjalanan agresi militer Belanda di Lampung.
Ia juga mengatakan terkait hal itu i perlu dilakukan sebuah penandaan objek-objek dimana tempat terjadinya gerilya.“Ini kan perlu dinampak tilas. Jadi perlu dilakukan sebuah penandaan sebagai bukti. Dan ini belum dimulai TP2GD sehubungan dengan kelengkapan data usaha pengusulan Gele Harun sebagai Pahlawan Nasional sekaligus menunggu rekomendasi dari Kemensos,” ujarnya kepada jejamo.com, Kamis, 12/10/2017.
Dirinya meminta, mereka membuat cerita mendetil dan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran dari sebuah cerita itu. Karena, sementara ini, ceritanyakan baru tempatnya saja, seperti di Pringsewu dan tempat lainnya itu di mana, dan itu perlu jelas.
“Kita harus tahu titik-titik tempatnya dan sudah ditandai oleh pemerintah namun sekarang belum ada. Dan kalau kedalanya belum ada, kami juga belum memulai dan kami belum melakukan itu, mudah-mudah tidak ada kendala,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Lampung menggelar acara bedah buku “Gele Harun Residen Perang” kegiatan berlangsung di aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com