Jejamo.com, Jakarta – Inspektur Jenderal Ike Edwin mengatakan selama ini dirinya resah ketika banyak masyarakat luar menilai Provinsi Lampung sebagai pabrik begal, konflik sosial, dan tempat narkoba.
Dilansir republika.co.id, Sabtu, 19/8/2017, Ike mengatakan dirinya membuat ‘Salam L’ untuk Lampung bermartabat dengan filosofi saling menghargai, menghormati, dan selalu berbuat untuk kebaikan.
Dia menambahkan, Lampung disebut bermartabat karena masyarakat yang bermartabat pastinya juga berbudaya.
Seperti kita ketahui Ike Edwin bertugas di Lampung, yang merupakan kampung halamannya, selama hampir 10 bulan. Ia dilantik oleh Kapolri (waktu itu) Jenderal Pol Badrodin Haiti pada 11 Januari 2015. Sebelum menjabat Kapolda, Ike bertugas di Sulawesi Selatan sebagai Wakapolda.
Dalam Surat Telegram Kapolri No ST/2434/X/2016 tertanggal 5 Oktober 2016 yang ditandatangani Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, disebutkan, pengganti Ike adalah Brigjen Pol Sudjarno, yang saat itu menjabat Karo Binopsnal Baharkam Polri.
Selama bertugas di Lampung, Ike Edwin yang lulusan Akpol 1985 membuat banyak terobosan yang menjadikan citra polisi semakin baik, semakin dekat, dan semakin dicintai oleh rakyat.
Satu di antaranya dengan berkantor di luar Mapolda. Ia menerima keluhan, bahkan protes, dari masyarakat terkait aktivitas penegakan hukum oleh polisi.
Dengan berkantor di luar Mapolda, selain lebih dekat dengan masyarakat, ia juga langsung memberikan solusi dengan menghubungkan ke pihak terkait.
Ike juga menjadikan polisi semakin bermanfaat dengan menurunkan mereka ke lapangan, terutama pada pagi hari, untuk mengatur lalu lintas.
“Daripada mereka duduk di belakang meja, lebih baik turun lapangan sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Ike Edwin pada waktu lalu.
Selain sebagai perwira tinggi Polri, Ike Edwin juga merupakan bangsawan tinggi, yang saat ini menjabat Perdana Menteri Kepaksian Pernong Kerajaan Adat Paksi Pak Skala Brak. Ia bergelar Dang Gusti.(*)