
Pemerintah Kota Metro siap penuhi lima pilar STBM. | Dokumentasi
Jejamo.com, Kota Metro – Upaya percepatan pencapaian target universal akses bidang sanitasi terus dilakukan oleh pemerintah Kota Metro.
Sebagai kota yang telah mencapai angka akses sanitasi 99,56 %, Metro berkomitmen menuntaskannya 100% di bulan Juni.
Selain itu, Wali kota Metro Ahmad Pairin dalam pernyataan di depan rombongan team Voice for Change Program pada bulan Januari lalu menegaskan bahwa Metro siap menjadi kota Open Defecation Free (ODF) dengan predikat 100% warga memiliki sarana sanitasi sehat, bukan lagi akses.
Berdasarkan komitmen wali kota tersebut, hingga saat ini seluruh para pihak di kota Metro terus berupaya menuntaskan persoalan sanitasi buruk, melalui pendekatan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Untuk mewujudkan komitmen wali kota Metro tersebut, Pemerintah Kota Metro didukung NGO Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan SNV yang tergabung dalam team Voice for Change Program menyelenggarakan rapat koordinasi percepatan pencapaian target universal akses bidang sanitasi yang digelar di ruang rapat Sekretariat kota Metro, Senin (22/4).
Rapat dipimpin langsung oleh Sekretaris Kota Metro A Nasir AT. Dalam paparannya Nasir menyampaikan di Kota Metro, masih ada 445 rumah tangga yang tersebar di 22 kelurahan, yang masih berprilaku BABS, atau belum memiliki sarana sanitasi yang aman dan sehat.
Melalui instruksi wali kota, segera dilakukan gerakan serentak untuk Metro ODF, melalui penyadaran dan penyediaan sarana sanitasi sehat yang didukung alokasi dana kelurahan, sebagai stimulan penyediaan sarana sanitasi sehat.
“Kami segera selesaikan dalam waktu dekat, bagi rumah tangga yang belum ODF, lurah, camat harus siap, dan terus berupaya untuk menuntaskan, budget dan regulasi juga kita siapkan, Metro siap deklarasi ODF pertengahan tahun ini,” ucap Nasir.
Plh Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro dr. Silfia Naharani dalam presentasinya menyampaikan hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota Metro terus melakukan pemicuan, monitoring dan verifikasi berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota untuk lima pilar STBM bersama dengan para pihak terkait.
“Pemicuan dilakukan untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan saniter bagi individu atau masyarakat, dengan lima pilar STBM, dengan dukungan seluruh masyarakat, seluruh OPD dan dibantu juga dari YKWS dan SNV tentunya kota Metro sebagai kota lima pilar STBM akan terwujud,” ungkap Silfia.
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati pada rapat tersebut menyampaikan bahwa point penting dalam mewujudkan universal akses sanitasi adalah komitmen dari pemerintah daerah maupun seluruh masyarakat.
“Tahun 2017 Kabupaten Pringsewu telah dideklarasikan sebagai kabupaten ODF secara akses, disusul ODF dari Kabupaten Way Kanan pada bulan Maret lalu, semua berawal dari komitmen pimpinan daerah dan didukung oleh seluruh para pihak, dan yang paling penting adalah menjaga eksistensi untuk terus ODF, agar warga tidak kembali berprilaku BABS, penanganan Pos ODF sangat penting, monitor dan evaluasi harus terus dilakukan setiap bulan, buat gerakan bersama seperti di Pringsewu ada Satgas ODF, di Way Kanan ada Densus 8485, dan semoga di Kota Metro ada inovasi gerakan juga untuk mempertahankan sebagai kota ODF atau kota STBM,” ucap Febri.
Febri juga menambahkan untuk menjaga eksistensi perilaku hidup sehat, perlu juga dibuat regulasi baik dari tingkat kota hingga kelurahan yang mengatur tentang perilaku hidup sehat dan saniter melalui penerapan lima pilar STBM. Demikian rilis yang diterima jejamo.com malam ini. []