Jejamo.com, Bandar Lampung – Haezah Hassya, korban tewas tersambar kereta api di perlintasan Gunungsulah, dikenal anak yang baik dan rajin. Hal tersebut disampaikan wali kelas dan teman satu sekolahnya di SMP Al Azhar saat berkunjung ke rumah duka, Jumat, 6/10/2017.
“Kemarin saya masih mengajar Haezah. orangnya ceria, rajin, dan pintar apalagi untuk jadwal piket dia orangnya paling rajin,” ujar Selvia Wuri, wali kelas korban, saat berkunjung ke rumah duka.
Dia tidak menyangka bahwa anak didiknya tersebut akan meninggal secepat itu ketika hendak berangkat ke sekolah dan ia juga tidak mempunyai firasat apa pun.
Baca:Â Bapak-Anak Tewas Dihantam Kereta Api di Perlintasan Jalan Padjadjaran Gunungsulah
“Nggak ada firasat apa-pa, karena kemarin dia terlihat biasa saja. Saya enggak nyangka dia begitu cepat perginya,” ungkapnya.
Ia mendapatkan informasi dari pihak PT KAI yang mengabarkan bahwa anak didiknya meninggal tersambar kereta api di perlintasan kereta api Gunungsulah.
“Saya ditelepon pihak PT KAI bahwa murid saya Haezah kelas 7 kondisinya kritis tersambar kereta dan sempat dibawa ke rumah sakit Puri Betik Hati. Saya langsung ke rumah sakit. Tapi waktu sampai rumah sakit, ternyata Haezah sudah dirujuk ke Rumah Sakit Urip. Tapi nyawanya enggak tertolong dan saya langsung mendatangi rumah duka,” jelasnya.
Sementara itu, Tarisa Salsabila (13), teman kelas korban, mengatakan, Haezah Hassya anak yang lucu, baik, dan rajin.
“Terakhir kemarin, main ledekan karena kemarin itu kami disuruh duduk sebangku dengan laki-laki, terus kita ledekin gitu deh. Tiba-tiba dia marah. Biasa kita memanggil dia dengan sebutan Cina, karena mata dia yang sipit kaya orang Tionghoa,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kereta menghantam pengendara sepeda motor di perlintasan kereta tanpa palang pintu Jalan Padjajaran, Kelurahan Gunungsulah, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung, Jumat, 6/10/2017, sekitar pukul 07.30.
Akibat peristiwa tersebut, korban yang diketahui bapak bersama anaknya, Nanda Okta Parasat (50) dan Haeza Hassya (13) warga Jalan Pulau Buton, Gang Tomat, Kelurahan Jagabaya II, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung, tewas.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com