
Berita Mancanegara, jejamo.com – Jatuhnya pesawat tempur Rusia Sukhoi SU-24 yang ditembak jatuh jet tempur Turki F-16, Selasa lalu, mengundang perhatian dari dunia internasional.
Perhatian tidak hanya dari sisi peristiwa penembakan, namun juga dari kemampuan dua jet tempur itu. Bahkan kemampuan jet tempur Sukhoi SU-24 juga dipertanyakan setelah jatuh ditembak pesawat lawas buatan Amerika Serikat F-16.
Dikutip jejamo.com dari Whasington Post, Jumat, 27/11/2015, Sukhoi Su-24 diperkenalkan Angkatan Udara Uni Soviet pada tahun 1974. Ia merupakan tipe bomber alias pesawat pengebom yang memiliki sayap jenis sweep wing yang memungkinkannya terbang efektif dalam kecepatan yang berbeda-beda.
Jet yang bisa dioperasikan dalam segala cuaca ini utamanya digunakan untuk melancarkan serangan udara ke permukaan. Ia didesain dapat mengangkut dua kru yang duduk bersebelahan, sebuah konfigurasi penumpang yang sebenarnya jarang dipakai di sebuah jet tempur. Biasanya depan belakang.
Nah, karena Su-24 ini didesain mampu terbang rendah dan pelan untuk mencari posisi terbaik dalam menghancurkan target di permukaan tanah, maka kapabilitas serangan udaranya cukup terbatas. Sehingga Su-24 mungkin kewalahan jika diserang F-16.
Pesawat F-16 boleh jadi lebih tua usianya, namun dinilai lebih mumpuni dibanding Su-24 jika saling serang di udara. Apalagi seperti diberitakan, Turki mengoperasikan dua unit F-16 sekaligus untuk menghadang Sukhoi Rusia tersebut. Ditambah faktor bahwa Sukhoi tidak dalam keadaan siap menghadapi serangan Turki.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Tepercaya