Berita Lifestyle, Jejamo.com – Belut listrik atau pemilik nama latin Electrophorus electricus adalah satu-satunya belut yang mampu membunuh manusia dengan sejata tegangan listrik. Seekor belut listrik dewasa mampu menghasilkan listrik berkekuatan hingga 660 volt, sementara rata-rata voltase listrik rumah tangga hanya sebesar 220 volt.
Energi sebesar itu diklaim dapat melumpuhkan kuda dewasa. Sedangkan alat buatan manusia yang mampu menghasilkan tegangan sebesar itu, bisa ditemukan pada alat kejut listrik yang biasa digunakan polisi untuk melumpuhkan pelaku kejahatan.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa hewan predator itu menggunakan energi listriknya sebagai alat untuk mendeteksi posisi mangsa dan memaksa mereka keluar dari tempat persembunyiannya.
Laporan studi yang dimuat di jurnal Science dan dilaporkan Tempo.co menyebutkan, belut listrik memakai energi mereka seperti alat pengontrol yang efektif kepada para korbannya. Gelombang listrik yang mengalir di dalam air itu memaksa ikan bergetar di tempat persembunyian mereka.
Akibatnya, lokasi persembunyian mereka pun terbongkar. Energi listrik yang tersebar itu juga memicu kejang pada saraf pengontrol otot sehingga korbannya lumpuh.
“Tampaknya belut listrik telah menemukan senjata kejut jauh sebelum manusia berhasil membuatnya,” ujar Kenneth Catania, ahli biologi dari Universitas Vanderbilt.
Habitat asli belut listrik adalah wilayah sungai Amazon dan Orinoco, Amerika Selatan. Belut ini sebenarnya adalah jenis ikan yang memiliki tubuh mirip ular dengan kepala pipih. Hewan ini mampu tumbuh hingga mencapai 2,5 meter saat telah dewasa secara penuh.
Sebagai baterai mereka memiliki organ dengan sel penghasil listrik atau disebut electrocyte, yang berfungsi seperti baterai biologis. Listrik yang mereka hasilkan juga berfungsi sebagai senjata pertahanan.
“Meski belum ada informasi manusia yang tewas akibat belut listrik, mereka jelas mampu melumpuhkan manusia, kuda, apalagi cuma ikan di sungai,” ucap Catania.
Ketika berburu, belut listrik secara teratur melepaskan dua gelombang kejut bertegangan tinggi dengan jeda sekitar 2 milidetik. Seluruh korban yang berada di tempat persembunyian dan terjangkau oleh gelombang kejut itu akan bergetar secara tak sengaja.
Belut-belut listrik yang sangat sensitif terhadap pergerakan air bisa mendeteksi perubahan yang terjadi akibat getaran tubuh mangsanya.
Setelah berhasil mendeteksi lokasi mangsanya, belut lalu mengirimkan satu gelombang kejut dengan voltase lebih tinggi dalam durasi yang lebih panjang. Efek dari gelombang itu membuat para korbannya lumpuh dan mudah ditangkap.
Di air keruh belut juga melepaskan gelombang energi listrik dengan voltase rendah yang berfungsi sebagai sistem radar dan navigasi ketika berenang di perairan keruh.
Masih menurut Catania, apa yang dihasilkan belut listrik adalah hal paling mengesankan sepanjang kariernya mengamati cara adaptasi dan kemampuan binatang ekstrem.
“Kemampuan tubuh mereka memproduksi listrik ratusan volt saja sudah sangat luar biasa,” kata Catania.(*)
Â
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya