
Holaspica. | Dokumentasi
Jejamo.com, Bandar Lampung – Musik prosaik mungkin hal yang asing untuk dimengerti, tetapi bukankah karya baik selalu bisa memberikan pembaruan makna sebagaimana Holaspica, proyek solo dari Virdyas Eka Diputri, yang berasal dari Lampung, saat ini merilis Music Video (MV) bertajuk Waktunya Pulang.
Lagu penutup di track terakhir yang ada di mini album Naik ke Laut itu, disuguhkan sebagaimana live performance,.
Konsepnya tidak berbeda dari lagu—lagu lainnya yang sudah dirilis di kanal Youtube-nya.
Hanya, bilamana seringnya Hola mengambil latar di dekat laut, saat ini, pengambilan setting berada di atas bukit, di mana gunung dan laut terlihat di kejauhan.
Lagu bertemakan pulang mungkin sudah menjadi pilihan menarik bagi banyak musisi, sebagaimana manusia yang ingin meluangkan waktu untuk sejenak rehat.
Tetapi Holaspica menempatkan Waktunya Pulang sebagai pengingat untuk kelak ada waktunya untuk berusaha atau berlayar kembali.
Dalam rilisnya, Holaspica mengatakan, lagu ini menangkap perasaan bahagia sekaligus kesedihan di mana karakter di lagu ini bisa melepaskan rindunya ke daratan, yang mena sebelumnya ia lebih bayak menghabiskan waktu di laut.
Ironisnya, ia pun bersedih karena harus pulang meski tanpa membawa apa-apa/ikan.
Musisi yang mengisahkan mini albumnya sebagai cerita perjalanan seseorang yang mengarungi laut, dengan tujuan ingin ditemukan, dalam pencariannya menemukan, secara tidak langsung menggambarkan ketidaktahuan manusia atas apa yang benar-benar diinginkan.
Karena mungkin rasa ingin dapat menyesatkan. Maka dari itu, melalui perjalanannya, ia ingin mencari jawaban atas hal itu.
Singkatnya, semangat pantang menyerah masih terbalut dengan rapi di lagu Waktunya Pulang.
Video musik yang dirilis pada 19 April 2019 ini direkam dan diedit oleh rekan kolektif di kota asal Holaspica dan melibatkan seniman lukis bernama Aulia.
Dimana sebagai penanggung jawab video ada Oji dan Syarief, lalu penanggung jawab audio yakni Pandu Prayoga. Setting tempat sendiri berlokasi di sebuah vila yang dibuka untuk umum bernama Villa Gatot.
Dengan menggunakan rooftop-nya, Gunung Betung dan Teluk Lampung bersejajar menaungi ketika pengambilan gambar dilakukan. []