Jejamo.com, Bandar Lampung – Mengadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku akhir tahun ini, masyarakat diharapkan dapat mengubah mindset dari konsumtif menjadi produktif.
Selain itu masyarakat Indonesia juga harus memprioritaskan produk dalam negeri dan meningkatkan ekspor. Demikian diungkapkan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Thailand, Yunardi Yusuf, saat memberikan kuliah umum di IBI Darmajaya, kemarin 03/12).
“Indonesia harus meningkatkan ekspor dengan mengembangkan ekonomi kreatif. UKM harus kreatif dan inovatif menghasilkan produk yang tidak dimiliki Negara lain, sulit ditiru, bahkan menjadi etnis atau mencerminkan kebudayaan Indonesia,” ujarnya.
Masyarakat juga semestinya menumbuhkan rasa cinta untuk membeli dan menggunakan produk dalam negeri sebagai langkah mengurangi produk impor. Ia menambahkan, pada MEA 2015 persaingan tidak hanya terjadi pada produk barang dan jasa tetapi juga sumber daya manusia (SDM).
“MEA memungkinkan SDM Indonesia bersaing dengan SDM dari Negara-Negara Asean memperebutkan dunia kerja. Sehingga sangat penting bagi Indonesia untuk mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi secara global minimal di tingkat Asean,” imbuhnya.
Yunardi menjelaskan, hal-hal tersebut harus dilakukan sebagai upaya untuk mampu bersaing pada implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai 31 Desember 2015.
Menurutnya, sebagai generasi penerus, mahasiswa harus memahami dan membangun kesadaran tentang MEA, sehingga mampu menjadi SDM yang berkualitas untuk bersaing dan memajukan Indonesia.
“MEA memberikan banyak tantangan dan prospek bagi masyarakat Indonesia. Persaingan seharusnya menjadi motivasi dan semangat bagi Indonesia untuk menjadi pemenang. Jangan sampai masyarakat nantinya hanya menjadi penonton di Negara sendiri,” tandasnya. (*)