Jejamo.com, Bandar Lampung – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) menggelar seminar nasional pendidikan dengan tema “Pembelajaran Abad 21: Mencapai Kompetensi Pendidikan Generasi Emas 2045”, pada Kamis (16/1) di Aula K (16/1). Ini sebagai wujud memeriahkan dies natalis yang ke-52.
Seminar Nasional Pendidikan ini menghadirkan tiga narasumber, yakni St. Budi Waluyo dari Universitas Negeri Semarang, Dadang S. Anshori (dosen Universitas Pendidikan Indonesia), dan Sudjarwo (guru besar Universitas Lampung).
Kegiatan ini dihadiri Rektor Universitas Lampung Karomani sekaligus membuka seminar yang ditandai dengan pemukulan gong.
Rektor menyampaikan, abad 21 seringkali disebut dengan era industri 4.0. terdapat tiga literasi yaitu; digital, teknologi dan kemanusiaan.
Selain itu, Ia mendapatkan pesan dari Menteri Pendidikan, jika program studi tidak terserap sebesar 80% dalam dunia kerja. sebaiknya program studi tersebut ditutup.
Lebih lanjut, institusi universitas yang tidak unggul dilarang mengusulkan pembukaan program studi baru. Pada akhir sambutannya ia berharap, sumbangan prestasi terbesar berasal dari FKIP.
.
Patuan Raja, dekan FKIP Unila, dalam sambutannya menjelsakan rangkaian kegiatan dies FKIP. Ia mengucapkan selamat mengikuti kegiatan kepada para pemakalah, peserta seminar nasional, serta keluarga besar FKIP Unila.
Irwanto salah satu peserta dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berpendapat bahwa acara ini bagus karena seminar yang diadakan menyangkut dengan masalah pendidikan.
Para peserta sangat antusias terutama bagi para calon guru, dosen dan sebagainya, termasuk juga para pemakalah sudah sesuai dengan porsinya masing-masing.
Ia berharap acara ini dapat ditingkatkan ditahun-tahun berikutnya.
Selain Seminar Nasional Pendidikan, beberapa rangkaian kegiatan Dies Natalis FKIP yang diadakan 16-20 Januari ini di antaranya Unila FKIP Expo, lomba KTI (Karya Tulis Ilmiah), lomba tenis meja, jalan sehat, sarasehan, lomba WEB, lomba microteaching, lomba tradisional, lomba pembelajaran (Blanded Learning), dan acara puncak orasi ilmiah. Demikian rilis yang diterima jejamo.com. []