Jejamo.com, Bandar Lampung – Media massa di Lampung masih kurang tajam dalam memberitakan setiap isu yang berkenaan dengan isu seputar politik, wabilkhusus jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung. Misalnya pencopotan banner bakal calon gubernur yang dipaku di banyak pohon.
“Media massa masih sebatas memberitakan peristiwanya saja. Memang disebut bahwa banyak alat peraga itu dipaku ke pohon. Tapi tidak ada analisis soal keindahan kota, imbas kepada tata kota, dan sebagainya,” ujar komisioner KPU Lampung Handi Mulyaningsih pada diskusi seputar media massa dan pilkada hasil kerja bareng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung dan jejamo.com di sekretariat AJI, Sabtu, 26/8/2017.
Handi menuturkan, perihal pemasangan alat peraga memang belum diatur karena belum memasuki masa kampanye resmi. Namun, kata dia, media massa tetap bisa memberikan kritik perihal itu dengan mengambil sudut pandang pada etika politik.
Kata Handi, media massa di Lampung butuh semangat revolusioner demi mendukung iklim demokrasi. Caranya, dengan memberikan catatan kritis kepada para bakal calon gubernur.
“Dengan begitu, warga mendapatkan perspektif perihal rekam jejak calon dan ide mereka untuk membangun Lampung. Bukan sekadar menjelaskan siapa saja tokoh yang mau maju, tapi lebih daripada itu,” ujarnya.
Handi menambahkan, warga Lampung membutuhkan media massa yang cerdas dalam mewartakan sehingga publik mendapat informasi yang komplet perihal Pilgub Lampung.
Pilgub Lampung sendiri akan diadakan pada Juni 2018 berbarengan dengan Pilkada Tanggamus dan Pilkada Lampung Utara.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com