Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Damar Gelar Pelatihan Fasilitator Diskusi Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender

Pelatihan Damar. (Dok Damar)

Jejamo.com, Bandar Lampung Upaya pengurangan angka dan kasus kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence) tidak hanya melibatkan perempuan, meskipun mereka menjadi sasaran utama, tetapi juga melibatkan laki-laki.

Transformasi gender untuk isu kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence) dilakukan dengan implementasi diskusi komunitas yang terbagi dalam kelas ibu (perempuan dewasa dan berkeluarga), kelas remaja putri, kelas ayah (suami), dan kelas remaja putra.

Diskusi dengan panduan modul membahas beragam topik guna membangun kesadaran pada pengurangan dan pencegahan Gender Based Violence/GBV.

Di dalamnya termasuk pola asuh anak, konsep kesetaraan gender dan patriarki, hak kesehatan reproduksi, komunikasi sehat serta pergaulan yang bertanggung jawab.

Untuk peningkatan kapasitas fasilitator yang ada, Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR atas dukungan RutgersWPF Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Fasilitator Diskusi Komunitas Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender.

Pelatihan ini bertujuan agar fasilitator memiliki kemampuan untuk mengungkap atau memetakan masalah yang ada di lingkungannya serta memperkuat perspektif dalam melakukan pendampingan komunitas kelas.

Pelatihan yang diselenggarakan pada Sabtu – Senin, 21 – 23 Juli 2018 diiktui oleh 25 fasilitator lokal diskusi komunitas dari serikat-serikat perempuan yang ada di Kabupaten Lampung Timur dan Tanggamus serta staf Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR difasilitasi oleh SN Laila yang merupakan ketua umum Gerakan Perempuan Lampung dan Ahmad “Anggi” Haryono dari Yayasan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa. Selain itu, menghadirkan narasumber Ikram, akademisi Universitas Lampung. Demikian rilis yang diterima jejamo.com hari ini.

Berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta upaya-upaya membangun kesadaran disiapkan untuk disampaikan pada pelatihan ini. Di antaranya pengetahuan tentang Participatory Action Research, pendalaman pengetahuan gender dan kekeraan berbasis gender, analisis sosial berperspektif feminisme, pemetaan sosial dengan menggunakan alat-alat Partiicipatory Rural Appraisal, dan pengorganisasian perempuan untuk terlibat aktif dalam musrenbangdes serta mengawal rencana kerja pembangunan desa tahunan.

Harapannya penguatan bagi fasilitator diskusi komunitas menjadi modal sosial fasilitator diskusi komunitas dalam penyelenggaraan diskusi komunitas dan pengorganisasian untuk pelibatan para stakehoder desa dalam mengakhiri kekerasan berbasis gender.(*)

Populer Minggu Ini