Jejamo.com, Bandar Lampung – Badan Metreologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau panjang akan terjadi hingga Oktober.
Hal ini disebabkan angin muson yang bertiup dari Australia ke Asia melintasi Indonesia sehingga tidak terbentuknya awan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto mengatakan, terjadinya musim kemarau akibat suplai uap berpotensi hujan di wilayah Indonesia khususnya Lampung sangat sedikit.
Kemudian, angin yang bergerak dari benua Australia menuju Asia sehingga kondisi cuaca di Indonesia mengalami kekeringan disertai angin kencang.
“Hal tersebut berakibatnya terjadi tinggi gelombang di Pesisir Barat, Tanggamus, Teluk Semaka kisaran empat hingga lima meter,” kata dia kepada wartawan, Selasa, 31/7/2018.
Berdasarkan laporan yang diterima dari beberapa wilayah seperti dari Mesuji, Tulangbawang, Lampung Timur, Lampung Selatan sudah mengalami kesulitan mendapatkan air karena suplai air tanah sudah berkurang.
Sedangkan terkait pacaran sinar matahari yang masuk kedaratan masih cukup normal atau tidak membahayakan.
Namun, penyebab panas karena kuranganya suplay awan yang menghalangi matahari memancar kedaratan.
“Cuaca panas ini tidak disebut ekstrem karena terjadinya panas matahari akibat kurangnya suplai awan yang menghalangi daratan,” ujarnya.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com