Jejamo.com, Bandar Lampung – BEM Universitas Lampung menyelenggarakan diskusi panel bertajuk Story of Women and Child dengan tema “Gelorakan Semangat Pergerakan Perempuan Lampung” di Aula Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung, Minggu, 3/12/2017.
Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Wanita untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya tindakan nyata dari masyarakat khususnya mahasiswa sebagai agen perubahan terkait kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Acara dipandu oleh Qoriatul Hayati dengan dua narasumber yakni Ratna Widiastuti (Kepala UPKT BK FKIP Unila) dan Yusnani Hasyim Zum (Dosen Konsentrasi Hukum Tata Negara FH Unila). Beberapa tamu undangan yang ikut hadir di antara lain perwakilan AKRAP (Advokasi Kelompok Rentan Anak dan Perempuan), Dinas Pemberdayaan Wanita Kabupaten Lampung Timur, LPAI Lampung Timur, LPAI Bandar Lampung, dan BPPPA (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).
Di awal diskusi narasumber dan praktisi menyuguhkan fakta-fakta di lapangan tentang kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang memilukan. Salah satunya tentang penipuan kepada siswi SMA melalui media sosial Facebook yang berhasil diperdaya lalu mengirim foto-foto bugilnya, kasus ayah kandung yang memperkosa anaknya sendiri, seorang tetua yang disegani ternyata menyodomi anak kecil, dan kakek berumur 60 tahun yang memperkosa bocah di bawah umur. Dari semua kasus yang diceritakan, rata rata pelaku berasal dari kerabat dekat korban.
Diskusi berlangsung seru dan peserta begitu antusias mendengarkan pemaparan narasumber dan praktisi. “Mengenai kasus-kasus kekerasan perempuan dan anak, ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kota, maupun lembaga-lembaga yang bergerak di ranah perempuan dan anak, tetapi tanggung jawab kita semua khususnya wanita sebagai pencetak generasi di masa mendatang,” ujar Yusnani dalam rilis yang diterima redaksi Jejamo.com, Senin, 4/12/2017.(*)