Berita Ekonomi, Jejamo.com – Bank Indonesia (BI) yakin pengembangan ekonomi syariah bisa memperkuat perekonomian nasional. Ekonomi Islam yang berbasis komunitas dipercaya mampu bertahan dari segala krisis.
“Kenapa zaman Rasulullah yang berkembang komunitasnya di sekitar masjid? Model ini yang bagus dikembangkan untuk menangkal penetrasi yang ada,” kata Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo di Surabaya, seperti dilansir dari Dream.co.id, Rabu 28 Oktober 2015.
Ke depan, tambah dia, investor asing tak hanya membawa perusahaan besar ke Indonesia. Seiring dengan liberalisasi ekonomi, para investor akan membawa serta perusahaan berskala kecil dan menengah atau UKM dari negara mereka.
“Jepang mulai bawa UKM mereka. Ini tren baru yang akan kita hadapi,” ujar Perry, saat membuka acara `Edukasi Keuangan Syariah untuk Pengusaha` di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur di Surabaya.
Tren itu mengkhawatirkan. Sehingga, harus dicari strategi untuk memperkuat perekonomian dalam negeri, salah satunya memperkuan usaha kecil dan menengah melalui perekonomian syariah. “Pengembangan keuangan syariah pas untuk SME-SME (small medium enterprise).”
Oleh sebab itu, BI mengajak semua pihak untuk mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Setidaknya, BI memiliki 4 tawaran untuk pengembangan ekonomi syariah di tanah air.
Langkah pertama adalah regulasi dan kebijakan yang mendukung keuangan dan ekonomi syariah. Kedua, peningkatan pengetahuan mengenai ekonomi dan keuangan syariah bagi perbankan, pelaku usaha, dan sektor keuangan.
Ketiga, penyediaan model-model pembiayan ekonomi dan keuangan syariah. Keempat, penyelenggaraan inisiatif-inisiatif internasional, seperti core principles zakat dan wakaf yang akan diluncurkan tahun ini.
“Wajar jika ekonomi syariah harus berkembang di Indonesia. Sehingga kita harus lakukan langkah kolektif untuk dukung ekonomi syariah jadi pilar di Indonesia dan juga dunia,” kata Perry.(*)