Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Advertorial: Kerajinan Kain Batik dukung Pembangunan Kota Metro

Pembina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang kerajinan kain batik Kota Metro, Achmad Chrisna Putra | Tyas/jejamo.com
Pembina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang kerajinan kain batik Kota Metro, Achmad Chrisna Putra | Tyas/jejamo.com

Jejamo.com, Metro – Pembina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang kerajinan kain batik Kota Metro, Achmad Chrisna Putra, sangat mengapresiasi bertambahnya minat masyarakat Kota Metro yang memanfaatkan kain batik lokalnya.

Batik lokal yang diproduksi oleh Sanggar Pengrajin Kain Batik Kota Metro, di Jalan Selada, Metro Timur, sudah hampir 6 bulan dibinanya sejak dikukuhkan pada Desember 2015 lalu. Terdapat kain batik cap bahkan tulis dengan lebih dari 20 motif khas lampung, juga motif ikon Kota Metro seperti Tugu Pena dan Tugu Metro.

Chrisna menuturkan, Bumi Sai Wawai adalah salah satu dari empat Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung menjadi sentra kain batik. Penunjukkan ini yang jelas bukan tanpa alasan, sehingga Kota Metro harus dengan sebaik-baiknya memanfaatkan momen tersebut untuk terus menciptakan peluang besar untuk berbagai sektor melalui kerajinan kain batik ini.

Achmad Chrisna Putra dan Pengrajin Kain Batik Kota Metro usai dikukuhkan | Tyas/jejamo.com
Achmad Chrisna Putra dan Pengrajin Kain Batik Kota Metro usai dikukuhkan | Tyas/jejamo.com

“Masyarakat juga berperan untuk kesuksesan kain batik lokal ini di pangsa pasar, semakin populer penggunaannya maka permintaan akan meningkat dan produksi juga semakin besar,” ujar Chrisna, Sabtu, 28/5/2016.

Dilanjutkan Chrisna, terus meningkatnya permintaan kain batik lokal ini sudah tentu akan membawa peluang lainnya. Seperti adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat utamanya kalangan menengah kebawah, yang dikarenakan adanya perekrutan tenaga kerja sebagai pengrajin. Adanya pertumbuhan ekonomi lokal, karena semakin banyak orang yang tertarik untuk membuka usaha serupa secara mandiri.

 beberapa contoh kain batik cap kota metro, di Sanggar Pengrajin Kain Batik Kota Metro | Tyas/jejamo.com
beberapa contoh kain batik cap kota metro, di Sanggar Pengrajin Kain Batik Kota Metro | Tyas/jejamo.com

“Sanggar juga melakukan pelatihan kepada yang berminat diluar agenda pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah, utamanya ibu rumah tangga dan anak-anak putus sekolah/tidak melanjutkan sekolah,” terangnya lagi.

Selain itu, kata Chrisna, untuk kain batik ciprat saat ini diproduksi oleh anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Hasil produksi pun beberapa diantaranya telah dikenakan oleh Aparatur Pemerintah Kota Metro. Untuk produksinya juga serupa, yakni menerima pesanan dari konsumen yang berminat dengan kain batik ciprat.

Dengan adanya keahlian bagi ABK ini, seperti pembuatan kain batik ciprat, nantinya akan menjadi keahlian yang dapat menyokongnya menjadi manusia yang mandiri. Setidaknya, ABK ini sudah diberikan pendidikan keahlian untuk menjadikannya mempunyai peluang yang sama dengan orang pada umumnya.

proses pembuatan kain batik cap, di Sanggar Pengrajin Kain Batik Kota Metro, dengan motif tugu pena | Tyas/jejamo.com
proses pembuatan kain batik cap, di Sanggar Pengrajin Kain Batik Kota Metro, dengan motif tugu pena | Tyas/jejamo.com

Kemudian mengenai kain batik Kota Metro seperti cap dan tulis, tegas Chrisna, semoga kedepan nanti bisa mendominasi kain batik di Provinsi Lampung. Adanya pemesanan dari luar daerah Kota Metro sudah menunjukkan, bahwa eksistensinya sudah semakin baik dan mampu bersaing. Pengoptimalan seperti motif dan ikon Kota Metro akan lebih ditekankan, agar kain batiknya benar-benar menunjukkan kekhasan Kota bervisi Pendidikan ini.

“Selamat hari jadi Kota Metro ke- 79, semoga UMKM utamanya kerajinan batik Kota Metro dapat ikut mengisi usia yang semakin matang ini. Mari secara bersama-sama bangun dan kembangkan sektor ini, untuk Kota Metro ke arah yang semakin baik,” tutupnya.(*)

Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com

 

Populer Minggu Ini