
ACT dan PWJ bangun hunian nyaman untuk korban bencana di Palu, Sulawesi Tengah. | Dokumentasi ACT
Jejamo.com, Palu – Gempa bumi yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018 silam belum hilang dari ingatan kita.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) sendiri telah hadir sejak hari pertama, merespons gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan ribuan rumah, juga menelan ribuan jiwa. Pendampingan dan pemulihan pun terus dilakukan bahkan hingga lebih dari enam bulan pascabencana.
Masih dalam rangkaian pemulihan pascabencana, kali ini ACT melakukan kolaborasi dengan lembaga kemanusiaan asal Jepang, Peace Winds Japan (PWJ) dengan membangun kompleks Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
ICS di Kelurahan Tondo mampu menampung 160 keluarga, ditujukan untuk memberi rasa aman dan nyaman karena fasilitasnya lengkap dan memadai.
Mulai dari adanya masjid, dapur umum, klinik kesehatan, kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tempat bermain anak, hingga fasilitas air dan mandi cuci kakus (MCK).
Senior Vice President ACT N. Imam Akbari mengatakan, ACT bersama Peace Winds Japan (PWJ) telah hadir untuk memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan sejak awal fase tanggap darurat untuk bencana Sulawesi Tengah.
“Bahkan sebelumnya juga sempat memberikan bantuan untuk korban gempa Lombok,” jelas Imam seperti dikutip jejamo.com dari news.act.id.
Sementara Direktur Overseas Program Peace Winds Japan (PWJ) Rika Yamamoto menyampaikan, lembaga PWJ terpanggil untuk membantu warga di Sulawesi Tengah melalui ACT. Hal itu karena melihat kondisi kebencanaan yang terjadi hampir sama dengan yang dialami Jepang pada 2011 silam.
“Lembaga kami memang konsen kepada kebencanaan, pada bencana gempa dan tsunami di Jepang, Peace Winds Japan juga turun langsung membantu para korban bencana,” jelas Rika.
Kolaborasi ACT dan Peace Winds Japan pun mendapat apresiasi dari Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah Norma Mardjanu.
Norma menyampaikan apresiasinya karena hingga sekarang ACT dan Peace Winds Japan masih peduli terhadap korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
“Saya meminta kepada para penghuni yang menempati Hunian Nyaman Terpadu, agar sungguh-sungguh menjaga dan merawatnya sebaik mungkin,” kata Norma saat mendatangi acara peresmian ICS di Kelurahan Tondo, Kamis (25/4).
ACT sendiri telah membangun 11 kompleks Integrated Community Shelter yang tersebar di Palu, Sigi, maupun Donggala dengan total shelter sebanyak 1.026 unit. Bambang Triyono selaku Direktur Global Humanity Response ACT menambahkan, kolaborasi seperti itu termasuk salah satu wujud komitmen ACT dalam memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin orang.
“Harapannya, fasilitas yang kami bangun dapat membantu perbaikan taraf hidup dan dapat memberikan semangat baru yang lebih baik bagi kehidupan mereka di masa depan. ACT selalu total dalam menangani krisis kemanusiaan, termasuk untuk korban bencana Sulawesi Tengah. Semoga masyarakat dan pelaku usaha lain pun dapat mengikuti jejak PWJ agar masalah hunian bagi para korban cepat terselesaikan,” tutup Bambang. []