Jejamo.com, Bandar Lampung – Puluhan warga Telukbetung dan sekitarnya yang tinggal di pesisir pantai hingga saat ini masih bertahan tinggal di tenda-tenda pelataran Pemerintah Provinsi Lampung, Jumat, (28/12/2018).
Puluhan warga yang berasal dari sekitar pesisir pantai Telukbetung terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian yang di sediakan di pelataran gedung Pemprov Lampung sebagai tempat berlindung.
Menurut pengakuan salah satu warga Gudanglelang Casrudin, gelombang air laut saat itu memang sangat tinggi dan menghantam puluhan kapal nelayan hingga hancur.
Casrudin mengatakan, ia takut sekali waktu itu walaupun bekerja sebagai nelayan dan sudah biasa melihat air laut serta letusan anak Krakatau.
Namun, kata dia, waktu itu mengerikan.
“Saya langsung bergegas ke Pemprov dengan keluarga dan saat tiba di sini ternyata sudah ada banyak sekali pengungsi,” ujarnya.
Lanjut Casrudin, dirinya sudah 7 hari 6 malam di pengungsian. Menurut dia, ada sekitar 20 KK yang menggunakan tenda pengungsian tersebut, yang berasal dari Gudanglelang, Umbul Asem, dan Pulau Pasaran.
“Orang-orang yang mengungsi di sini kalau siang-sore sepi, mereka kebanyakan pulang ke rumah sambil ambil pakaian, dan kalau udah malam di Pemprov sini ramai sekali sampai penuh di mana-mana”, ungkapnya.
Dirinya mengatakan untuk makan terpenuhi 2-3 kali sehari. Untuk kesehatan warga pengungsi di sini mengalami masuk angin, gatal gatal, dan pegal-pegaldikarenakan kondisi pengungsian yang seadanya. [Jenny Wulan Suryani]