Jejamo.com, Bandar Lampung – UIN Raden Intan Lampung ditahbiskan sebagai kampus hijau nomor 18 se-Indonesia.
Untuk ukuran dunia, kampus di bilangan Sukarame itu ada di urutan 300-an dari 800 kampus yang dinilai UI Green Metric.
UIN Raden Intan Lampung dinilai memenuhi semua indikator untuk disebut sebagai kampus hijau.
Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh Mukri mengatakan, ia tidak pernah belajar khusus soal lingkungan secara akademik.
Ia mendapatkan itu dari pengalaman semasa nyantri di Krapyak dan Langitan pimpinan KH Abdullah Faqih almarhum.
Mukri bilang, bab awal mengaji Kitab Kuning adalah soal thoharoh alias bersuci. Ini, kata Mukri, memberikan pengaruh kepada dirinya untuk bersih dalam segala hal, termasuk lingkungan rumah dan kampus.
Apalagi, KH Abdullah Faqih adalah orang yang sangat menjaga kesucian dan kebersihan pondok pesantren.
“Saya terinspirasi dari sana,” kata Mukri saat membuka Lokakarya Nasional Kampus Keagamaan Berkelanjutan 2019, Rabu malam, 14/8/2019, di Hotel Emersia.
Moh Mukri menambahkan, sejak ia memimpin, misi menjadikan UIN Raden Intan Lampung menjadi kampus hijau memang sudah terpatri.
Itu sebabnya, dengan kerja keras, kampus di Sukarame itu kini asri, hijau, dan modern.
“Pengelolaan sampah kami bagus. Kalau butuh pupuk kompos, silakan ke UIN kami,” ujarnya.
Untuk cadangan air, Mukri juga mengklaim kampusnya punya cadangan yang besar.
“Kami ada embung besar dan ribuan sumur biopori. Kalau daerah lain kemarau begini kekeringan, kampus UIN justri airnya melimpah,” kata dia.
Selain itu, pengelolaan energi juga sudah menggunakan tenaga surya.
“Tidak ada lagi mati lampu di UIN. Kalau PLN padam, kami siap menerangi diri kami sendiri,” kata dia.
Lokakarya akan berlangsung sampai hari ini, Kamis, 15/8/2019. []