Jejamo.com, Bandar Lampung – Sejumlah pedagang makanan riang dan pernak-pernik di sekitar Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung mengeluhkan imbas pembangunan tol.
Pasalnya, usai diresmikannnya jalan tol tesebut, penjualan para pedagang turun drastis mencapai 100 persen atau tidak ada lagi pembeli. Akibatnya mereka mengalami kerugian.
Menurut Jenny (43), pedagang, sejak seminggu terakhir ini, barang dagangnya tidak laku terjual sehingga dirinya mengalami kerugian cukup besar.
“Sejak jalan tol ada, dagangan mulai sepi dari pembeli. Biasanya ada saja pengemudi dan orang mau berangkat ke Pelabuhan Bakauheni mampir ke sini membeli oleh-oleh,” ujar ibu empat orang anak ini saat ditemui di tempat usahanya, Jumat, (22/3/2019).
Jenny mengku dirinya sempat tidak mengetahui jika jalan tol menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan telah dibuka untuk pengendara mobil.
“Aku enggak tahu kalau tol sudah dibuka, mana aku sudah belanja barang-barang dagangan. Kalau seperti ini aku bisa rugi dan barang juga enggak bisa dikembalikan,” terangnya.
“Dulu omzet cukuplah untuk biaya sekolah anak dan makan sehari-hari. Tapi kalau sekarang sepi total, mau buat makan saja susah, apalagi buat biaya lain,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan, kini ia mengandalkan suaminya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Tadinya toko saya penuh tapi sejak dibangun jalan tol, saya kecilkan. Baru terasa pas waktu Natal itu sepi benar, biasa paling sepi masih bisa dapat uang Rp300 ribu hingga Rp500 ribu,” jelasnya.
Dia berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan dan solusi agar dirinya terus bisa berjumlah seperti biasa.
Ia pun meminta pemerintah memberikan tempat supaya dirinya bisa melanjutkan usahanya.
“Kalau enggak bisa dagang di sini pindah di pasar juga enggak apa-apa, kalau bisa dikasih lapak dagang di pasar. Saya sudah 20 tahun berjualan di sini,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]