Jejamo.com, Bandar Lampung – Mendidik anak menjadi hafidz Alquran mungkin sulit bagi sebagian orangtua. Apalagi mendidik anak-anak di era milenial seperti ini.
Namun semua itu, membutuhkan peran dan dukungan penuh setiap orangtua bagaimana pola mendidik anak agar kemauannya untuk menghafal Alquran. Hal tersebut dilakukan oleh sepasang suami istri Ustaz Rosidin dan Ustazah Neny Suswati terhadap keenam anak-anaknya.
Menurut Ustaz Rosidin, agar anak ingin hafal Alquran yang pertamakali harus dilakukan para orangtua yakni niat dan mendoakan anaknya terlebih dahulu.
“Karena kita selaku orangtua harus mendoakan anaknya dulu, semoga anak kita dapat menghafal Alquran,” ujar Rosidin saat ditemui usai menjadi pemateri diacara milad UKM Bapinda di GSG UIN Raden Intan Lampung, Selasa, (4/12/2018).
Usai memberikan doa, kata Rosidin, selanjutnya orangtua memberikan motivasi bahwa dengan menghafal Alquran anak dapat surga tertinggi serta memberikan penghargaan jika anak ingin hafal Alquran.
“Dan bilang kepada anak bisa hafal Alquran dapat memberikan mahkota di surga untuk kedua orangtuanya. Di situlah motivasi yang kami tanamkan pada keenam anak kami. Saya juga kasih hadiah handphone atau tiket pesawat jalan-jalan kalau anak mau hafal Alquran,” terangnya.
Rosidin menuturkan, ia bersama istri mengenalkan Alquran kepada keenam anak kandungnya sejak masih di dalam kandung ibunya. Kemudian, setelah beranjak dewasa dimasukkan ke pondok tahfidz Alquran.
“Karena kalau kami yang mengajar sendiri dipastikan akan sulit. Maka dari itu, jika anak-anak sudah besar baru dimasukkan pondok hafidz Alquran,” kata dia.
Sementara itu, Ustazah Neny Suswati mengatakan, jika ingin mendidik anak supaya hafal Alquran, para orangtua harus mempunyai prinsip dan menanamkan nilai-nilai edukasi.
“Kalau saya prinsipnya walau dalam kondisi apapun jangan pernah lupa menanamkan nilai-nilai edukasi, bahkan dalam kondisi kita marah kepada anak mesti ada nilai edukasi,” urainya.
Ia pun tidak memaksa keenam anaknya untuk mengambil pendidik melalui jalur homeschooling atau pendidik secara formal. Dia mengaku dari keenam anak baru tiga hafal Alquran.
“Kalau masalah pendidikan saya serahkan kepada anak maunya pendidikan seperti apa. Yang saya tegaskan pada anak yaitu mereka harus bertanggungjawab dan terpenting mereka bisa hafal Alquran,” pungkasnya. [Andi Apriyadi].